Keselamatan dan Penghargaan pada Profesi Pengemudi

TRANSINDONESIA.CO – Tatkala melihat tingkat kesadaran berlalu lintas yang buruk, rendahnya kepatuhan hukum, bangga dengan pelanggaran, ketidakpedulian terhadap faktor-faktor penyebab kemacetan dan kecelakaan merefleksikan kompetensi maupun apresiasi pengemudi yang rendah.

Dari perilaku berkendara yang menyebabkan kemacetan dan kecelakaan seperti berhenti sembarangan, menaikan menurunkan penumang tidak pada tempatnya, melawan arus, tidak memenuhi standar keselamatan, ugal-ugalan di jalan raya dan sebagainya.

Mereka tertib karena ada polisi, takut kena tilang, enggan berurusan dengan polisi dan lainnya, semua menunjukkan betapa buruk dan rendahnya kebanggaan sebagai pengemudi dalam berkendara.

Film BJ and Te Bear
Film BJ and Te Bear

Rendahnya penghargaan terhadap profesi pengemudi, ini bisa jadi menyebabkan para pengemudi menempati posisi kelas sosial yang rendah.

Profesi pengemudi semestinya mendapat apresiasi dan tempat yang terhormat dalam kelas social atau dalam stratifikasi sosial kemasyarakatan.

Mengapa demikian? Kita lihat saja para pengemudi ini mengangkut manusia dan barang yang menjadi bagian dari proses untuk terus hidp tumbuh dan berkembangnya suatu masyarakat. Kita analogikan saja seperti pilot, nahkoda, mereka menempati posisi terhormat, memiliki grade/tingkatan kualifikasi dan kompetensi.

Dalam film serial BJ and The Bear mengangkat cerita tentang pengemudi truck, yang begitu sarat dengan pengalaman-pengalaman inspiratif. Banyak film-film lain yang menceriterkan bahwa profesi pengemudi tidak bisa dipandang sebelah mata.

Sudah saatnya kita semua sadar mengangkat para pengemudi profesi menjadi profesi terhormat dalam kelas masyarakat. Kita bisa membuat suatu wadah misalnya dalam profesi pengemudi nasional atau apa saja yang bisa menjadi wadah bagi terangkatnya harkat dan martabat pengemudi profesi untuk menjadi pelopor-pelopor keselamatan.[CDL-29072016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share