Sang Pelopor Datang untuk Mendahului

TRANSINDONESIA.CO – Sang pelopor datang untuk membukakan jalan dan mendahului serta memudahkan maupun melancarkan langkah selanjutnya. Menjadi pelopor memag bukan sesuatu yang mudah, bukan pula yang ringan, bukan asal menunjuk maka siap dan terjadilah.

Pelopor penuh dengan inspirasi, inisiatif dan kreatif untuk dapat membuka jalan. Apa yang dihadapinya. Rintangan, tantangan, penolakan, penghujatan, pencemoohan, penghianatan, penghancuran bahkan kematianya bias dipertaruhkan.

Jiwa raga bagi sang pelopor memang sudah diwakafkan, ia tidak lagi hanya memikir diri dan keluarganya, ia memikirkan bagi orang banyak.

Ilustrasi
Ilustrasi

Sifat dan sikap egois sering menjadi penghambat dan halangan bagi kita untuk berani tampil mempelopori. Berani tampil dan menjadi pelopor perlu nyali serta tekad yang besar.

Sang pelopor sebenarnya juga sang penabur, jangan ditanyakan hasilnya atau produknya. Ia sendiri masih membawa benih dalam genggamanya, namun orang mencibir menanyai hasil panenanya. Ia sendiri masih sedang membabat rumput membuka jalan yang penuh ilalang sudah ditanya mana hasilnya.

Memang tantangan instan, tantangan dari kelompok mapan dan nyaman sangat luar biasa. Tak mudah bagi sang pelopor menancapkan dasar-dasar yang kokoh bagi tahapan-tahapan selanjutnya.

Sang pelopor mungkin hanya diberi waktu untuk menabur dan membuka jalan. Ia bahkan sudah pergi sebelum benih tumbuh. Ia mungkin tak melihat hasil panenan dan indah dampak karyanya.

Namun sang pelopor akan terus dikenang sebagai sang pembuka, sang pendahulu dan sang penabur.

Tak banyak yang tahu akan dia, namun kebenaran akan mencatatnya dalam kehidupan. Pelopor adalah guru bangsa yang tidak menuntut bahkan tidak melihat saat panen tiba, namun perjuangan dan pengorbanannya akan terus dikenang yang tak lekakang disepanjang zaman.[CDL-12072016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share