Jenazah Muhammad Ali Diiringi 17 Kenderaan ke Pemakaman

TRANSINDONESIA.CO – Jenazah petinju legendaris Muhammad Ali dibawa melalui perjalanan terakhir menuju temoat peristirahatan abadi pada Jumat (10/6/2016) dalam sebuah prosesi akbar. Ribuan pelayat tampak mengantarkan kepergiannya di sepanjang sisi kiri dan kanan Jalan Kentucky.

Kendaraan jenazah, yakni peti mati berwarna merah ceri yang terbungkus dalam kain kafan. Peti tersebut dimasukkan ke dalam mobil jenazah. Sejumlah tokoh ambil bagian dalam mengusung peti jenazah di antaranya petinju Mike Tyson dan Lennox Lewis serta aktor Will Smith.

Sebagaimana dilaporkan Associated Press, almarhum Ali pulang dengan diiringi sembilan anak, seorang istri dan anggota keluarga lainnya yang bergabung dalam iring-iringan.

Mobil yang membawa jenazah petinju legendaris Muhammad Ali dipenuhi bunga dari pengagum Ali, Jumat, 10 Juni 2016.[Ap]
Mobil yang membawa jenazah petinju legendaris Muhammad Ali dipenuhi bunga dari pengagum Ali, Jumat, 10 Juni 2016.[Ap]
Sebanyak 17 mobil iring-iringan berangkat ke pemakaman di Lousiville. Para fan sepanjang jalan melemparkan bunga ke arah mobil jenazah. Di jalanan juga tersebar kelompok mawar. Sejumlah orang berteriak “Ali”, sisanya tampak berdiri khidmat melihat iring-iringan jenazah yang berlalu.

Atlet tinju kontroversial di abad 20 tersebut meninggal pada Jumat lalu pada usia 74 setelah pergulatan keras melawan penyakit parkinson. Pemakaman Muslim diselenggarakan pada Kamis dengan sekitar 6.000 pengagumnya datang dari berbagai penjuru dunia.

Pada Jumat (10/6/2016), Takeisha Benedict dan empat pekerjanya memakai kaus oranye bertuliskan “I Am Ali” sebagai simbol rasa hormat mereka atas perjalanan terakhir Muhammad Ali. “Bagi saya, dia adalah legenda kota ini dan menjadi panutan bagi semua orang, saya senang menjadi bagian dari sejarah pengucapan selamat tinggal untuk dia,” kata dia. Ratusan orang juga tampak berkumpul di sepanjang jalan di depan rumah duka.

Mike Stallings (36 tahun) warga Louisville membawa dua anaknya dan keluarganya membuat tanda gelombang, “Saya menangis sepanjang waktu,” katanya.

Ali yang ia kenal, lanjut dia, merupakan seorang yang tidak pernah memandang rendah orang lain dan selalu bergaul dengan kerumunan.[Ap/Fen]

Share
Leave a comment