AMPB Soroti Gubernur Babel
TRANSINDONESIA.CO – Mahasiswa asal Bangka Belitung di Jakarta yang terhimpun dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Bangsa (AMPB) menyoroti Gubernur Bangka Belitung, Rustam Efendi, lamban dan tidak punya sikap dan segera mencabut izin perusahaan timah dan sawit ilegal.
Dua perusahaan yang sempat bertikai ini, belum menemukan titik terang. Sebagaimana diketahui lahan yang menjadi sengketa terletak di Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat.
Koordinator umum, Aliansi Pemuda Bangka Belitung, Hendri Arifin menuturkan dalam siaran persnya, pemerintah bangka belitung terutama Gubernur Bangka Belitung harus segera menyelesaikan pertikaian tersebut.
“Kasus sengketa ini, Harus segera diselesaikan, oleh Gubernur Babel, Rustam Efendi, bila perlu cabut perusahaan-perusahaan tambang dan sawit yang tak memiliki izin usaha pertambang”. Ujar Hendri Arifin, Mahasiswa UIN Jakarta, asal Bangka Belitung, di Jakarta, Senin, (27/6/2016)
Mahasiswa kelahiran Tempilang Babar, Bangka Belitung ini juga, menilai, selama ini, pemerintah babel, teutama Rustam Efendi, Gubernur Babel, tidak tegas dalam menyelesaikan semua masalah di babel, terutama masalah pertambangan liar dan ilegal.
“Rustam tidak tegas, dan tidak mampuh melerai permasalah pertambangan di babel, banyak pertambangan, pertambangan ilegal yang terjadi di Babel, seperti pertambangan timah,” ungkapnya.
Seperti diketahui sengketa lahan di Tempilang Babar ‘menyeret dua perusahaan besar naik ke ‘meja hijau, yakni PT Timah dan PT Sawindo, keduanya sempat perkara dipengadilan, dan tidak mengalami titik terang.
Perkara kedua Perusahaan itu, lanjut Hendri, meskipun sudah sempat selesai, tapi keduanya masih beroperasi, dalam satu tempat, dan praktek pertambangan tidak mendapatkan izin dari pemerintah pusat.
“Praktek penambangan ini, ilegal, banyak aturan pertambangan yang ditabrak oleh kedua perusahaan, gubernur bangka belitung, Rustam Efendi harus segera memberikan sangki kepada kedua perusahaan itu,” lanjutnya.
Selin itu, hendri juga menyebutnya, praktek penambangan tersebut tidak memberikan keuntungan pada masyarakat disekitar Babel, terutama masyarakat yang dekat dengan area pertambangan.[Glr]