Bagai Raden Sumantri Lupa Janji
TRANSINDONESIA.CO – Dalam cerita Ramayana dikisahkan Raden Bambang Sumantri mempunyai adik Raksasa Kerdil namanya Sukasrana. Walaupun tidak sempurna dalam fisik, berwajah buruk dan kerdil namun Sukasrana sangat sakti.
Ia begitu membangga-banggakan kakaknya (Bambang Sumantri), namun sebaliknya Sumantri malu kepada Sukrasana.
Tatkala diperintahkan untuk memindah Taman Sriwedari beserta jalan-jalan Sukrasana lah yang menolong Sumantri. Tatkala Sukrasana menagih janji hanya ingin ikut dirinya. Sumantri marah menakuti Sukrasana dengan panah saktinya.
Takdir tidak bisa dielakkan anak panah tiba-tiba melesat dan matilah Sukrasana berlumuran darah. Sumantri sedih memeluk dan meratapi adiknya namun nasi sudah menjadi bubur.
Sukrasana dapat menjadi analogi dari rakyat, golongan orang kebanyakan. Miskin papa, tinggal di daerah kumuh, perkataan dan perilaku yang sering dianggap tidak memiliki tata krama.
Pad saat kampanye, saat membutuhkan suara, merekalah yang dibujuk-bujuk dan dirayu. Bagai Sukrasana diminta memindahkan Taman Sriwedari lengkap dengan alam dan isinya.
Namun saat sudah terpilih kembali dilupakan bahkan sering dijadikan atas nama. Kegiatan dari rapat-rapt kecil sampai pleno semua atas nama rakyat walau rakyat tidak memahami dan merasakan sesutu atas pencatutan namanya.
Pada saat akan ada kunjungan, penilaian, semua sibuk dan lagi-lagi orang kecil dikorbankan. Untuk ngumpet jangan sampai ketahuan karena kotor buruk dan memalukan.
Mereka juga pemilik negeri, namun terus saja didiskriminasi oleh yang mewakilinya, yang diberi amanah. Tanpa sadar kebijakan dan kelakuan-kelakuan mencekik dan merugikan banyak orang terus dilakukan.
Sukrasana memang bisa dimatikan, namun ia juga meninggalkan kutukan bagi Bambang Sumantri. Demikian juga rakyat ketika terus dicekik maka kutukanyapun akan tiba entah memasukkannya dalam penjara atau bahkan mematikannya.[CDL-05062016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana