Kerja Siluman: Semua Berlabel Tanpa Ketahuan

TRANSINDONESIA.CO – Memberi label harga tidaklah selalu buruk. Label bisa untuk memberikan suatu kepastian, agar tidak timbul dugaan atau konflik berkepanjangan di kemudian hari.

Pemberian label itu bisa dilakukan secara transparan, bisa juga secara siluman dan tidak bisa dilihat namun bisa dirasakan dan memang ada kewajiban. Kedengarannya aneh, seakan-akan semua berjalan normatif dan sesuai ketentuan.

Apa yang dilabelkan merupakan kesepakatan bersama dan dijadikan acuan dalam menjalankannya. Apa yang disepakati akan terus dilakukan. Dasar pelabelaan inipun juga tidak terang-terangan, namun bila berkurang akan dipertanyakan.

Ilustrasi
Ilustrasi

Pelabelan harga pada pelayanan publik telah menjadi sorotan bahkan sasaran audit dan penegakkan hukum. Namun, karya siluman ini tetap akan terus berjalan dengan kucing-kucinganan.

Sebenarnya semua sudah TST (tahu sama tahu) dan pura-pura tak tahu pada saat tertentu. Apa yang dilakukan keliru, namun semua memaklumi menyadari dan menikmati. Label siluman ini seperti sudah mendarah daging di semua lini. Siapa berani mengusik akan dituding munafik. Yang berusaha menghentikan akan dimatikan.

Sungguh mengerikan, tidak nampak tetap dapat dirasakan, bahkan secara non formal ada aturan-aturan yang menjadi kesepakatan. Apa yang dilakukan juga berkaitan sistem hitung-hitungan pipolondo (ping (kali), poro (dibagi),lan (penambahan), sudo (pengurangan)).

Pada saat-saat tertentu apa yang telah dibulatkan, ada pula yang menentukan kaldu (kali dua) dari yang terdahulu.

Sistem patron klien tidak terbuka, walaupun ada yang terang-terangan meminta dan menentukan besaran yang menjadi bagiannya. Siluman buka atau tutup sesuka hatinya, secara kasat mata tak bisa dilihat namun semua sudah ada harga dan kemana semua itu mengalir.[CDL-04062016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share