Narkoba Pembunuh dan Perusak Peradaban

TRANSINDONESIA.CO – Narkoba mengapa dilarang dan harus dihindari? Mengapa menjadi momok dan bagian dari kejahatan?

Narkoba tatkala disalahgunakan, akan mencandu, bahaya kecanduan narkoba adalah terlena, terbuai dan rusaknya otak dan hati manusia.

Bagaumana dianggap rusak/terlena/terbuai? Pengguna narkoba akan mengalami banyak ilusi kenikmatan yang membuat otak dan hatinya tidak berfungsi sebagaimana semestinya manusia normal.

       Ilustrasi
Ilustrasi

Tatkala otak dan hati tidak lagi normal, ia tak lagi memiliki kekuatan atau karakater yang menjadi unggulan manusia akan hilang. Goyah tak lagi berpendirian, ada ketergantungan thd narkoba.

Kebahagiaanya bukan pada hidup dan kehidupan yang manusiawi, melainkan pada kebahagiaan ilusi narkoba. Kebahagian pada narkoba melekat dan terus menjadi semacam adict yang tidak mampu ia lepaskan.

Tatkala tidak ada narkoba masihkah dia dapat hidup? Ya tentu hidup namun ia tidak lagi mampu mengendalikan dirinya, ia akan gelisah dan terus mencari apapun caranya, bagaimanapun akan ditempuhnya walau harus melakukan kejahatan  atau merusak tatanan. Yang dipentingkan dan dibutuhkan adalah narkoba.

Tak lagi peduli sesama, lingkungan juga deng hidup dan kehidupanya sendiri. Bisa dibayangkan kalau begitu banyak anak bangsa yang tergerus kecanduan narkoba mampukah bersaing atau hidup sehat dan kuat?

Tentu saja tidak bahkan tatkala demi narkoba ia bisa menggadaikan apa saja mungkin juga termasuk dirinya.

Kehidupan menjadi berat, peradaban pun tidak lagi kompetitif bahkan penghargaan terhadap Tuhan terabaikan.

Ketahanan bangsa akan menguap tatkala generasi mudanya menjadi budak narkoba, ini sama dengan hilangnya sebuah generasi.

Hilang karena tergerusnya hidup, kehidupan, kreatifitas dan produktifitas karena otak dan hati mereka beku.

Produsen, pengedar dan pecandu narkoba mereka sebenarnya penghianat atas hidup dan kehidupan, merusak perdaban dan tidak lagi mencintai bangsa dan negara bahkan juga bisa melupakan diri danTuhannya.[CDL-08052016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment