Perintah Evakuasi Minyak Kanada Bikin Harga Turun

TRANSINDONESIA.CO – Harga minyak dunia berakhir merosot pada Selasa (24/5/2016), setelah pejabat-pejabat Kanada mencabut perintah evakuasi untuk beberapa situs produksi minyak di provinsi Alberta yang dilanda kebakaran.

Para pejabat pada Minggu meniadakan kawajiban melakukan evakuasi di fasilitas-fasilitas milik perusahaan Kanada, Suncor dan Syncrude, karena penurunan temperatur dan hujan ringan mendorong upaya-upaya untuk mengendalikan kebakaran hutan.

Kebakaran, yang memaksa evakuasi 100.000 penduduk Fort McMurray dan fasilitas-fasilitas minyak ke utara, mengganggu ekstraksi dan pemurnian yang diperkirakan 1,2 juta barel per hari.

Kilang minyak
Kilang minyak

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli merosot 33 sen menjadi berakhir pada 48,08 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak Brent North Sea untuk pengiriman Juli, patokan Eropa, kehilangan 37 sen menjadi menetap di 48,35 dolar AS per barel di perdagangan London.

“Ada tekanan jual sedikit karena beberapa kekhawatiran tentang gangguan pasokan di seluruh dunia tampak sedikit berkurang,” kata Gene McGillian dari Tradition Energy.

Para analis juga mengatakan harga melemah oleh komentar dari pejabat Iran yang berjanji akan terus memompa secara agresif dan tidak mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan produksi setelah pencabutan sanksi terkait nuklir pada Januari.

“Pemerintah saat ini tidak memiliki rencana untuk membekukan atau mengganggu peningkatan produksi minyak dan ekspor sesuai rencana yang sedang dilakukan,” Direktur National Iranian Oil Co. Rokneddin Javadi mengatakan kepada kantor berita Iran Mehr, menurut Bloomberg News.

Rokneddin Javadi yang juga Deputi Menteri Perminyakan Iran mengatakan bahwa ekspor minyak mentah negara itu akan mencapai 2,2 juta barel per hari (bph) pada pertengahan musim panas dari 2,0 juta barel per hari sekarang.

Komentar Javadi mengurangi harapan untuk keputusan yang terkoordinasi guna pembekuan produksi minyak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada pertemuan kelompok eksportir berikutnya.

Sikap Teheran tampak memperkuat keraguan pasar bahwa OPEC — yang Iran adalah salah satu anggotanya – akan mengambil tindakan tegas untuk mengekang kelebihan pasokan pada pertemuan berikutnya di Wina pada 2 Juni.

Bulan lalu, pembicaraan di Doha melibatkan anggota OPEC dan produsen-produsen utama lainnya seperti Rusia, gagal mencapai kesepakatan untuk membatasi produksi.

Di sisi lain, pasar minyak akan tetap kelebihan pasokan, jumlah rig minyak AS yang beroperasi tidak berubah pekan lalu setelah membukukan penurunan beruntun selama delapan minggu, perusahaan jasa minyak Baker Hughes mengatakan Jumat lalu.[Ant/Met]

Share