Anggota DPRD Jabar Dilirik jadi Gubernur Sumut

TRANSINDONESIA.CO – Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jawa Barat, H Syahrir,SE, yang tidak diragukan kiprahnya diberbagai bidang sosial dan politik cukup di kenal masyarakat Jawa Barat (Jabar) diminta pulang kampung untuk memimpin  Sumatera Utara (Sumut).

Syahrir selalu turun ke daerah pemilihannya (dapil) di Kabupaten Bekasi semakin menjadikan dia tokoh muda yang penuh harapan masyarakat.

“Dimanapun kita berada harus bisa berkiprah dan beguna bagi masyarakat. Meski saya asli anak Medan, tapi karena keberadaan saya sudah di Jawa Barat tentu lebih banyak berkiprah disini (Jabar),” kata Syahrir di Bekasi, Minggu (15/5/2016).

Anggota DPRD Jabar dua periode itu menyatakan, tidak mudah bagi orang perantauan bisa diterima dan didukung oleh msyarakat didaerah lain. Tapi dengan tekad dan pergaulan yang baik, masyarakat manapun bisa menerima sepenuh hati.

Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jabar, Syahrir menerima penghargaan “Parliament Award” dari Yayasan Penghargaan Indonesia di Bali, pada 22 April 2016.[Ist]
Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jabar, Syahrir menerima penghargaan “Parliament Award” dari Yayasan Penghargaan Indonesia di Bali, pada 22 April 2016.[Ist]
Dilirik jadi Gubernur

Berkat kiprahnya selama ini di Jabar, Ketua Presidium Forum Masyarakat Sumatera Utara (Formasu) Jakarta, Syafruddin,ST, sejak tahun lalu sudah melirik Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jabar itu untuk “pulang kampung” memimpin Sumut.

“Politisi itu dimanapun harus siap untuk memangku amanah rakyat. Saya awalnya terkejut mengetauhi pemberitaan oleh Formasu Jakarta memuat nama saya sebagai salah satu tokoh muda untuk memimpin Sumut. Tentu saja saya sangat tersanjung,” kata Syahrir.

Tersanjung dimaksudkan Syahrir bukanlah ‘sombong’ melainkan sepak terjangnya selama di Jabar benar-benar diketauhi oleh masyarakat Sumut.

Walau demikian, alumni SMA Khalsa Medan dan Ketua Perhimpunan Ikatan Alumni (PIA) SMPN 6/7 Medan, Syahrir tetap memiliki kepedulian tinggi terhadap Kota Medan apalagi orangtua dan saudaranya tetap tinggal di Medan.

Syahrir (kedua dari kiri) saat menerima anugerah “Parliament Award” dari Yayasan Penghargaan Indonesia di Bali pada 22 April 2016.[Ist]
Syahrir (kedua dari kiri) saat menerima anugerah “Parliament Award” dari Yayasan Penghargaan Indonesia di Bali pada 22 April 2016.[Ist]
Seperti bakti sosial yang ia lakukan bersama kawan-kawannya yang tergabung dalam Perhimpunan Ikatan Alumni (PIA) SMPN 6/7 Medan, pada saat Medan dilanda banjir melakukan baksos membantu anak-anak korban banjir di bantaran Sungai Mencirin Medan pada bulan Pebuari lalu.

“Kita harus peka dan memiliki kepedulian tinggi. Meski saya di Jawa Barat tapi Medan adalah kota sekaligus kampung halaman. Itulah yang menggerakan saya untuk membantu korban banjir pada bulan Pebuari,” ucapnya yang kerap memiliki kepedulian tinggi dalam membantu masyarakat dapilnya di Kabupaten Bekasi.

Puncak ketokohannya Syahrir terukir pada saat perayaan Hari Kartini, bapak tiga putri dan dua putra itu tak menduga dianugerahi sebagai Tokoh Indoensia 2016. Syahrir didaulat sebagai tokoh penerima “Parliament Award” oleh Yayasan Penghargaan Indonesia di Bali pada 22 April 2016.

“Saya tidak pernah menyangka mendapat Parliament Award. Saya sangat berterimakasih atas penghargaan tersebut, Ini mendorong saya menjadi lebih baik lagi kedepan untuk berkiprah dan berguna bagi masyarakat,” tutup Syharir.(Dli)

Share