Sejarah Bekasi Tak Terlepas dari Pahlawan Mayor Hasibuan

TRANSINDONESIA.CO – Sejarah Bekasi dimulai dari sang pelopor dibentuknya “Panitia Amanat Rakyat Bekasi” oleh enam orang tokoh berjasa pendirian Kabupaten Bekasi yakni, KH. Noer Alie, Mayor Madnuin Hasibuan, R.Supardi, Namin, Aminudin dan Marzuki Urmaini.

Dalam catatan sejarah, nama “Bekasi” memiliki arti dan nilai sejarah yang khas. Menurut Poerbatjaraka, seorang ahli bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno – Asal mula kata Bekasi, secara filosofis, berasal  dari kata Chandrabhaga. Chandra berarti “bulan” (dalam bahasa Jawa Kuno, sama  dengan kata Sasi) dan Bhaga berarti “bagian”. Jadi, secara etimologis kata  Chandrabhaga  berarti  bagian dari bulan.

Kata Chandrabhaga berubah menjadi  Bhagasasi  yang pengucapannya  sering disingkat  menjadi  Bhagasi. Kata Bhagasi ini dalam pelafalan bahasa Belanda seringkali ditulis  “Bacassie” kemudian berubah menjadi  Bekasi  hingga kini.

Bekasi dikenal sebagai “Bumi Patriot”, yakni sebuah daerah yang dijaga oleh para pembela tanah air. Mereka berjuang disini sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan negeri tercinta dan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Ballada kepahlawanan tersebut tertulis dengan jelas dalam setiap bait guratan puisi heroik Pujangga Besar Chairil Anwar yang berjudul “Krawang – Bekasi”.

KH Noer Alie dan kawan-kawan.[Ist]
KH Noer Alie dan kawan-kawan.[Ist]
Panitia Amanat Rakyat Bekasi

Dari masa ke masa Kabupaten Bekasi telah banyak terjadi perubahan yang tahun 2016 ini usianya telah 66 tahun.

Sejarah terbentuknya Kabupaten Bekasi dimulai dengan dibentuknya “Panitia Amanat Rakyat Bekasi” yang dipelopori KH. Noer Alie, Mayor Madnuin Hasibuan, R.Supardi, Namin, Aminudin dan Marzuki Urmaini, yang menentang keberadaan RIS – Pasundan dan menuntut berdirinya kembali Negara Kesatuan RI.

Selanjutnya diadakan Rapat Raksasa di Alun-alun Bekasi yang dihadiri oleh sekitar 40.000 orang rakyat Bekasi pada tanggal 17 Pebruari 1950. Menyampaikan tuntutan Rakyat Bekasi yang berbunyi :

(1) Penyerahan  kekuasaan Pemerintah Federal kepada Republik Indonesia,

(2) Pengembalian seluruh Jawa Barat kepada Negara Republik Indonesia,

(3) Tidak mengakui lagi adanya  pemerintahan di daerah Bekasi, selain Pemerintahan Republik Indonesia,

(4) Menuntut kepada Pemerintah agar nama

Kabupaten Jatinegara diganti menjadi Kabupaten Bekasi. Upaya para pemimpin Panitia Amanat Rakyat Bekasi untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak terus dilakukan.

Diantaranya mendekati  para pemimpin Masjumi, tokoh militer Mayor Lukas Kustaryo dan Moh. Moefreini Mukmin) di Jakarta.

Pengajuan usul dilakukan tiga kali antara bulan Pebruari sampai dengan bulan Juni 1950 hingga akhirnya setelah dibicarakan dengan DPR RIS, dan Mohammad Hatta menyetujuim penggantian nama  “Kabupaten Jatinegara”  menjadi  “Kabupaten Bekasi  “.

Persetujuan pembentukan Kabupaten Bekasi semakin kuat setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.14 Tahun 1950. Kabupaten Bekasi secara resmi dibentuk dan ditetapkan tanggal 15 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Kabupaten Bekasi.

Selanjutnya pada tanggal 2 April 1960 Pusat Pemda Bekasi semula dipusatkan di Jatinegara (sekarang Markas Kodim 0505 Jayakarta, Jakarta) dipindahkan ke gedung baru Mustika Pura Kantor Pemda Bekasi yang terletak diBekasi Kaum JI. Jr. H. Juanda.[posbekasi.com]

Share