Ini Proses Penjemputan dan Foto 4 WNI ABK di Perairan Laut Filipina

TRANSINDONESIA.CO – Pemerintah Indonesia diwakili TNI menjemput 4 (empat) WNI Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Tunda TB Henry yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dari Pemerintah Filipina. Empat WNI ABK tersebut tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (13/5/2016) pukul 10.20 WIB.

Saat tiba di Halim, ke empat WNI yang didampingi oleh Pangkostrad selaku Pangkoops TNI Letjen TNI Edy Rachmayadi, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Pangkoopsau II Marsda TNI Dody Trisunu dan Danguspurlatim Laksma TNI I.N.G. Ariawan, S.E., M.M., disambut oleh Menlu RI Retno LP Marsudi dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Ke-4 sandera WNI ABK Kapal Tunda TB Henry yang disandera pada tanggal 15 April 2016 telah diserahkan oleh Pemerintah Filipina diwakili oleh AB Filipina kepada Indonesia yang diterima oleh Pangkostrad Letjen TNI Edy Rachmayadi pada Kamis (12/5/2016) di KRI Surabaya, yang berada di perairan laut Sulu Filipina.

KRI Surabaya-591 menuju Kapal Perang Filipina Patrol Gun Boat P. 392- Felix Apolinario untuk dibawa ke perairan laut Sulu yang dikawal oleh Filipina Patrol Gun Boat P. 395-Juan Magluyan.[Ist]
KRI Surabaya-591 menuju Kapal Perang Filipina Patrol Gun Boat P. 392- Felix Apolinario untuk dibawa ke perairan laut Sulu yang dikawal oleh Filipina Patrol Gun Boat P. 395-Juan Magluyan.[Ist]
Pangkostrad Letjen TNI Edy Rachmayadi dihadapan para awak media mengatakan bahwa, penjemputan empat sandera tersebut tidak ada tebusan-tebusan, walaupun ada tebusan, Saya tidak tahu itu karena tugas Saya adalah mengamankan dan menyelamatkan WNI. “Itu perintah Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kepada Saya. Perintah itu Saya lakukan, apapun resikonya tetap Saya akan laksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab,” tegasnya.

Menurut Pangkostrad, upaya penyelamatan Warga Negara Indonesia di dalam maupun luar negeri merupakan tanggung jawab Negara. Hal ini sesuai dengan Nawacita Presiden RI Joko Widodo yang pertama yaitu kehadiran negara dalam rangka melindungi rakyatnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pangkostrad Letjen TNI Edy Rachmayadi juga menegaskan bahwa pengambilan dan pengamanan empat WNI ABK tidak menggunakan operasi militer. “Kondisi para WNI ABK tersebut dalam keadaan lengkap, sehat dan aman,” pungkasnya.

Menlu RI Retno LP Marsudi dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama empat ABK yang selmat dari sandera.[Ist]
Menlu RI Retno LP Marsudi dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama empat ABK yang selmat dari sandera.[Ist]
Sementara itu, Menlu RI Retno LP Marsudi dalam sambutan singkatnya menyatakan bahwa, usaha pembebasan ini merupakan hasil kerja sama dari semua pihak dan TNI telah memberikan kerja sama yang luar biasa dalam operasi pembebasan empat WNI ABK tersebut.

Proses serah terima sandera antara pemerintah Filipina dengan Indonesia dapat terwujud atas usaha diplomasi pemerintah Indonesia sebagai tindak lanjut kerja sama Trilateral yang dilaksanakan baru-baru ini di Indonesia. Tindak lanjut Trilateral Meeting akan dikembangkan dalam aturan kesepakatan bersama Standart Operational Procedure (SOP) yang lebih detail, dan saat ini sedang didiskusikan pihak militer Indonesia, Filipina dan Malaysia.

Empat WNI yang ditawan kelompok Abu Sayyaf  pada tanggal 15 April 2016 itu adalah ABK Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristy. Kapal mereka dibajak saat melintas di perairan perbatasan Malaysia-Filipina saat kembali dari Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Timur. Dari Lanud Halim, keempat ABK tersebut selanjutnya melaksanakan pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Subroto. Dari RSPAD diserahkan ke Kementerian Luar Negeri untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing.

Mereka adalah Moch. Ariyanto Misnan selaku Master (Nakhoda) bertempat tinggal di Bekasi Jawa Barat, Loren Marinus Petrus Rumawi selaku Chief Officer bertempat tinggal di Sorong, Papua Barat, Dede Irfan Hilmi selaku Second Officer bertempat tinggal di Ciamis, Jawa Barat, dan Samsir selaku Juru Mudi bertempat tinggal di Palopo, Sulawesi Selatan.

Pangkostrad Letjen TNI Edy Rachmayadi saat menyampaikan keterangan penyelamatan 4 ABK.[Ist]
Pangkostrad Letjen TNI Edy Rachmayadi saat menyampaikan keterangan penyelamatan 4 ABK.[Ist]
Adapun kronologis serah terima ke-4 WNI ABK adalah sebagai berikut : Kamis, 12 Mei 2016 pukul 15.20 WITA di KRI Surabaya-591 dan KRI Ajak-653 tiba dilokasi RV. 05 26 24 U-121 00 36 T (koordinat titik penjemputan) di perairan laut Sulu Filipina berjarak 5 mil disebelah tenggara Pulau Siasi. Kemudian Pangkostrad Letjen TNI Edy Rachmayadi didampingi Danguspurlatim, Kasdam VI/Mlw dan Danrem 091/Asn menggunakan LCVP dari KRI Surabaya-591 menuju Kapal Perang Filipina Patrol Gun Boat P. 392- Felix Apolinario untuk dibawa ke perairan laut Sulu yang dikawal oleh Filipina Patrol Gun Boat P. 395-Juan Magluyan.

Sekitar pukul 16.15 WITA, empat WNI ABK TB Henry diserahkan pihak militer Filipina yang didampingi Staf Kedubes RI kepada TNI yang diterima oleh Pangkostrad. Kemudian pukul 16.30 WITA, empat ABK TB Henry, Pangkostrad, Danguspurlatim, Kasdam VI/Mlw, Danrem-042/Asn on board KRI Surabaya-591, selanjutnya empat ABK melaksanakan pengecekan kesehatan.

Kemudian pukul 17.00 WITA, KRI Surabaya-591 dan KRI Ajak-653 melanjutkan perjalanan kembali Tarakan, Kalimantan Utara. Pada hari Jumat, 13 Mei 2016 pukul 06.00 WITA, empat WNI beserta rombongan take off KRI Surabaya-591 menuju Bandara Juwata Tarakan dengan menggunakan Heli Bell TNI AL HU 416 dan HU 420. Ke-4 WNI tersebut tiba di Bandara Juwata Tarakan pada pukul 06.30 WITA, selanjutnya empat WNI dan rombongan langsung diterbangkan ke Jakarta dengan menggunakan Pesawat Boeing 737 TNI AU.[Saf]

Share