Kartini Milenium
TRANSINDONESIA.CO – Baru saja kita memperingati hari kelahiran RA Kartini. Apa yang sudah kita petik dari peringatan tersebut?
Emansipasi di era milenium bukanlah robot yang diberi dandanan busana tradisional, melainkan Kartini-Kartini yang sarat dengan prestasi dan kreasi.
Di segala bidang ada kebanggaan yang bisa diunggulkan. Kesempatan berprestasi inilah tanda emansipasi. Semakin orang mudah berprestasi dan mendapat apresiasi disitulah penghormatan dan penghargaan atas perjuangan Kartini di abad 19.
Berprestasi dan dapat diunggulkan menunjukan suatu kualitas prima bagi sumber daya kaum perempuan. Ikon wanita adalah ibu yang memberi kehidupan, melindungi, mengedukasi, memberdayakan dan kasih yang sarat perjuangan dan pengorbanan.
Peran ibu sudah ada saat mengandung, melahirkan, membesarkan, mengedukasi, menikahkan bahkan ada yang sampai memakamkan anaknya.
Emansipasi milenium merupakan refleksi kasih ibu, di semua lini, peran kaum hawa akan menjadi power penggerak yang terus menginspirasi, menghidupkan hidup dan kehidupan.
Kritik dan pelecehan terhadap wanitapun tak sedikit dan menjadi label buruk. Emansipasi bukan menuntut hak dan bukan meminta previlage, melainkan suatu sumbangsih untuk semakin meningkatnya kualitas hidup manusia.
Semakin manusiawinya manusia dari pemikiran, perkataan dan perbuatan kaum wanita merupakan ikon bagi memanusiakan manusia lainnya. Disitulah emansipasi milenium ditunjukkan.
“Kasih ibu sepanjang kepada beta tak terhingga sepanjang masa, bagai sang surya menyinari dunia”. Penggalan lagu anak-anak inipun refleksi atas kepekaan, kepedulian, perjuangan dan cinta kasih seorang ibu akan hidup dan kehidupan generasi penerusnya.
Benih-benih perjuangan Kartini- Kartini di era milenium ini akan menghidupkan dan menumbuhkembang di era-era selanjutnya yang terus semakin manusiawi dan mudah mengekspresikan emansipasinya.[CDL-29042016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana