TRANSINDONESIA.CO – Tak banyak pelukis di Indonesia memiliki karakter natural yang dituangkan dalam drawing dengan pensil diatas kertas, namun sosok pelukis muda Targo Youwan Istanto yang lukisannya lebih dikenal di mancanegara tetap mempertahankannya sampai kini.
Lukisan drawing yang semula berkembang dari pelukis jalanan (steret art) tidak begitu menjadi perhatian luas di tanah air, namun dibelahan dunia lain justru menjadi suatu magnet tersendiri untuk ditampilkan dalam tiap pameran.
“Lukisan bagian dari jiwa dan hidupku, lewat garisku kuvisualisasikan imagi, menangkap, melihat, mendengar, membaca kata hati dan perasaanku,” kata Targo saat disambangi TransIndonesia.co di galerynya di Perumhan Bumi Pala, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Targo pelukis yang mempertahankan karyanya dengan pensil itu justru menjadikan dirinya sendiri dan tidak mau terkotak-kotak pada satu aliaran seperti pelukis pada umumnya.
“Yang terpenting dalam lukisan itu memiliki karakter dan tentu saja harus original. Saya tidak mau terkotakkan dalam satu aliran,” kata Targo.
Galerynya yang sederhana dan fasilitas yang minim bukan berarti miskin ide atau miskin karya. Justru semakin membuat dirinya berkarya dan terus berkarya menuangkan ide dan coretan pensilnya menjadi suatu lukisan yang “spesifikasi naïf”.
“Naif dasarnya realis yang mengeluarkan kebebasan berakspresi. Sehingga karya yang dihasilkan benr-benar original dengan bentuk dan goresan lukisan yang sulit diterjemahkan dengan mata telanjang,” kata Targo yang pernah mendapat penghargaan pelukis terbaik pada Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta di tahun1997.
Untuk menjadikan dirinya sebagai pelukis yang berbeda dengan pelukis lainnya, dia menyebut dirinya sebagai “Targo Isme” dengan karya figuratif yang dituangkan bicara tentang humanisme, penggambaran sesuka, depormasi tubuh (objek manusia) atau imajinasi dari dalam pikirannya.
Targo Isme telah banyak melahirkan karya lukisan melalui jemarinya yang diminati diberbagai negara, bahkan lukisnnya kerap dipamerkan di Francis, Italia, Monaco, Amerik Serikat, Iran, Argentina dan Jerman.
“Memerdekakan alam dan pikiran lewat bahasa ekspresi rupa. Garisku, warnaku, semangatku simbol dari hidup dan cintaku,” katanya.
Pada pekan lalu, Targo Isme baru saja menyelesaikan satu lukisan besar berukuran 3 meter x 1,5 meter. Lukisana terbesar yang baru pertama kali dihasilkannya itu merupakan permintan seorang kolektor dari Francis yang akan memamerknnya pada bulan Juni 2016 mendatang di negeri Menara Pisa tersebut bersama pelukis dunia lainnya dalam pameran Out Sider Art Francis.
Tak tanggung-tnggung karyanya itu baru selesai dikerjakan dalam tempo 30 hari menceritakan tentang manusia perahu dan imigran yang lagi hangat mencari suaka ke negeri Eropa. Karyanya itupun telah dikirimnya pada rekan yang memesan lukisannya itu ke Francis.
“Beberapa waktu lalu enam karya lukisan dikirim ke Italia untuk ikut pameran, namun satu lukisan drawingnya hingg kini tidak kembali ke tanah air,” kata pria kelahiran Yogayakarta 9 Maret 1975.
Meski demikian, Targo tetap memiliki kepercayaan pada para kolektor maupun pecinta lukisannya diluar negeri yang kerap meminta lukisnnya untuk dipamerkan ke berbagai negara.
“Modalnya kepercayaan saja, sebagai seniman itu paling utama. Karena karya saya tidak mungkin ada duanya di dunia ini,” kata alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogykarta tahun 1996 itu.
Karya lukis Targo yang pernah tampil dalam pameran didalam negeri:
Tahun 1999:
– Pameran Kelompok DETIK 96 “Lensa Kehidupan ‘ di Benteng Vredeburg Yogyakarta.
– Pameran “Prathisara Affandi Adi Karya” di ISI Yogyakarta.
– Pameran “GESPER 2000” di ISI Yogyakarta
Tahun 2000:
– Pameran “Perupa Muda 2000” di Purna Budaya Yogyakarta.
– Pameran “Dies Natalis ISI Yogyakarta”
– Pameran “Jelang Millenium 3” di Natour Garuda Hotel Yogyakarta
Tahun 2011:
– Pameran Kelompok DETIK 96 “Uprising” di TBY Yogyakarta.
Tahun 2013:
– Pameran Nararupa “GAGAL EKSPRESI” di Wirogunan Art Space Yogyakarta
– Pameran “Non-EKSPRESSION” di TBS Surakarta.
– Pameran “YOGYAKARTA Bienalle #12” di Yogyakarta
Tahun 2014:
– Pameran “Golden Age” di Lokananta Art Apace di Surakarta
– Pameran “Lingkar Rupa” di Merak Galerie Semarang
– Pameran Kelompok DETIK 96 “Tribute To Mahani” di JNM Yogyakarta
Karya lukis Targo yang ikut pameran di luar negeri:
Tahun 2013:
– Pameran Presentasi Outsider Art di Francis
Tahun 2014:
– Pameran Ilustrasi “Chamuyando Magazines” di Centro Cultural Padre Magical Argentina
– Pameran “Biz’art Biz’art 2014” di Francis
– Pameran “Hope” di Idea Gallery di Tehran-Iran
– Pameran L’Entrepot Aux Singulier di L’Entrepot Galerie Monaco
– Pameran “Petits Formats ” di Apartee Galerie Francis
Tahun 2015:
– Pameran “PRINTEMPS a ANVERS” di L’Entrepot Galerie Monaco
– Pameran “P. O. P” di 33 Contemporary Art Gallery Chicago -USA
– Pameran “Biz’art Biz’art 2015” di Francis
– Pameran “d’Art Marjinal” Grand BAZ’ART di Francis.[Yan]