“Hantu” Gadget Jauhkan Tutur Sapa Anak Bangsa

TRANSINDONESIA.CO – Era digital saat ini seakan menghilangkan dan obrolan langsung diantara sesama teman yang berada didekatnya. Tak hanya dikalangan elite dan mahasiswa yang telah “dihantui” gadget, dengan genggaman dapat ngobrol dengan teman, saudara atau juga sesama pebisnis dimana saja berada.

Tapi kalangan lapis bawah semisal, para penarik Go-Jek dan Grab Bike, yang dengan genggaman bisa mendapatkan order untuk mengantar penumpang. Hal ini telah pula menjadi tuntutan era teknologi yang bisa menutupi kebutuhan perut mereka.

Gadget di Ibukota Jakarta saat ini bukanlah sesuatu barang mahal, namun yang menjadi persoalan saat ini semakin kurang ramahnya antar sesama untuk bertegur sapa dan saling ngobrol pada orang-orang yang berada disuatu tempat.

Barisan Gojek saat menanti pelanggan.[Ist]
Barisan Gojek saat menanti pelanggan.[Ist]
Lihat saja sederetan para Go-Jek dan Grab Bike, meski mereka berada di satu tempat menungu orderan atau menunggu penumpang, tak ada obrolan antar sesama jasa pengantar orang itu.

Pada suatu petang di Jakarta, di depan gedung pencakar langit dan halte bus banyak parkir kendaran roda dua di pinggir jalan, dari jaket yang dikenakan oleh pengendara motor tampak tertulis “Go-Jek” dan “Grab Bike”.

Mereka dipastikan tak saling kenal satu dengan lainnya, apalagi dengan lain “merek” justru menjadi pesaing hampir dipaastikan tidak saling mengenal.

Mereka lebih asyik menatap gadget atau telpon seluler yang berada digenggaman dan beberapa pengendara terlihat menerima telepon, lalu “brum…..” berangkat.

Begitulah kehidupan para jasa pengantar orang itu, yang sudah terkontaminasi dengan gadget daripada bertutur sapa dengan orang sekelilingnya.

Begitu pula kehidupan saat ini, ditempat-tempat atau sentra massa yang berkumpul seperti, dalam bus, halte, sampai café dan hotel, lebih banyak berdiam diri dengan mainan digenggaman mereka daripada saling ngobrol atau berkenalan satu dengan lainnya.

Memang kehidupan dunia “gadget” di era kemajuan teknologi dan informasi menjadikan semua menjadi mudah. Tapi sayangnya, justru kita semakin jauh dari tutur sapa walau sebatas berkenalan disuatu tempat.

Bila hal ini terus berkelanjutan bukan tak mungkin gadget akan menjauhkan kita dari tutur sapa sebagai salah satu budaya bangsa ini yang ramah dengan tutur sapa.[Syafruddin]

Share