Milad HMI ke-69: Terlahir Menegakkan Keislaman, Toleran untuk Keindonesiaan

TRANSINDONESIA.CO – Seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam Yogjakarta (sekarang Universitas Islam Indonesia-UII),  Lafran Pane mungkin tidak menyangka, organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang dideklarasikannya dengan sederhana tanggal 5 Februari 1947 di Yogjakarta berkembang sebesar sekarang. Karena peristiwa di kampus itu,  HMI berkembang menjadi organisasi ekstra universiter tertbesar di Indonesia.

Kader HMI tersebar di berbagai lini pemerintahan, DPR, pimpinan lembaga tinggi negarta, pimpinan partai politik maupun profesional dan usahawan.

Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Mahfud MD, Ade Komaruddin, Harry Azhar Aziz, Ferry Mursyidan Baldan, Muliaman D. Hadad, Yusril Ihza Mahendra, Yuddy Chrisnandi, Fauzi Yusuf Hasibuan, Ketua Dewan Pimpinan Nasional Peradi, Chazali Husni Situmorang, mantan Ketua Derwan Jaminan Sosial Nasional,  Fachmi Idris Dirut BPJS Kesehatan, adalah beberapa tokoh nasional yang pernah “nyantri” di HMI.

Menurut dr. Alwi Mujahit Hasibuan, M.Kes, mantan Ketua Umum Badko HMI Sumatera Utara 1990-1992, “HMI memang terlahir sebagai kawah candradimuka bagi mahasiswa Islam yang mencetak kader bangsa.

Dua nilai ideologis kader HMI yang tidak pernah lekang sampai saat ini adalah keislaman dan keindonesiaan”.

Karena hakikat lahirnya organisasi yang didirikan ayahanda Lafran Pane itu sampai sekarang tetap loyal menegakkan keislaman dan toleran dengan kemajemukan untuk keindonesiaan.

Para kader HMI, dr. Alwi Mujahit Hasibuan, M.Kes, Muhammad Joni, SH, Julianto Marjan dan dr.Hj. Yeffa.(Mj1)
Para kader HMI, dr. Alwi Mujahit Hasibuan, M.Kes, Muhammad Joni, SH, Julianto Marjan dan dr.Hj. Yeffa.(Mj1)

“Bagi kader HMI, dua hal itu melekat tak terpisahkan dalam satu tarikan nafas “,  jelas Alwi Mujahit Hasibuan, dokter yang menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu, Propinsi Sumaterta Utara, yang juga mantan Pengurus Besar HMI.

Ijtihat Lafran Pane mendirikan HMI sangat tepat, karena kader HMI yang menjadi  alumni HMI pasti akan mengisi ladang pengabdiannya ketika menjadi sarjana.

“Bomming lapisan intelektual muda Islam di Indonesia tidak dapat dibayangkan bagaimana jadinya jika ayahanda Lafran Pane tidak mendirikan HMI.

Pas jikla disebutkan HMI merupakan “sumber mata air” kader bangsa”, demikian Muhammad Joni, advokat yang juga Ketua Masyarakat Konstitusi Indonesia (MKI) ketika diminta pendapat ikhwal milad HMI ke 69.

“Tersebab itu wajar jika lapisan baru kelompok menengah dan atas Indonesia lahir dari kader HMI”, ujar Joni. “Pas jika ayahanda Lafran Pane dijadikan pahlawan nasional”, seru Alwi Mujahit Hasibuan dan Muhammad Joni besepakat.(Mj1/Fya)

Share
Leave a comment