Kerjasama Pendidikan Jangan Hilangkan Nasionalis Generasi
TRANSINDONESIA.CO – Maraknya kerjasama pendidikan negara sahabat dengan menjadi donor atau kerjasama dengan mendirikan lembaga pendidikan di Indonesia seperti yang mulai ada di banyak tempat adalah salah satu dari globalisasi. Meski masuk globalisasi, pemerintah juga harus mewaspadai dan berhati-hati.
“Tentu kita tidak boleh takut tetapi karena kita tidak takut itulah kita harus lebih hati-hati dengan memberikan standar yang tidak hanya didasarkan pada kwalitas tetapi keselamatan kita sebagai bangsa yang berbudaya Ila Yaumil Qiyamah (sampai hari qiyamat) harus menjadi dasar utama,” kata Ketua Umum Nahdliyyin Nusantara, Miftahul Aziz saat dikonfirmasi, kemaren.
Pernyataan tersebut disampaikan Aziz menanggapi adanya diskusi yang diadakan salahsatu perguruan tinggi di Jakarta yang bekerjasama sama dengan Iran beberapa waktu lalu.
“Pemerintah sebagai otoritas kebijakan harus memastikan jangan sampai kerjasama tersebut melahirkan lembaga pendidika yang melahirkan anak didik yang tidak memahami sejarah bangsanya sendiri dan tidak memiliki karakter atau ahlaq orang Indonesia,” tegas Kader Muda NU ini.
Tentu lanjut dia, hal ini juga tidak hanya berkaitan terhadap Iran saja sebagai salah satu negara sahabat kita tetapi berlaku untuk semua negara sahabat yang melakukan kerjasama pendidikan.
“Kuncinya pemerintah harus berani tegas dan masyarakat juga harus lebih cermat dalam hal tersebut,” ujar Aziz yang juga Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Yakinlah dengan tidak memberikan tempat kepada lembaga pendidikan kerjasama negara sahabat yang disponsori oleh lembaga donor dari negara luar yang terindikasi atau ada potensi tidak mampu menjaga keselamatan generasi dan berbangsa kita itu artinya kita tetap berada pada jalur yang bena.
“Seperti yang diajarkan para Kiai kita menghindari kerusakan harus lebih diutamakan dari pada mengambil kebaikan (Dar ul Mafasid Muqoddamun ala Jalbil Mashalih), jangan pula sampai menghilangkan nasionalisme,” tutupnya.[Adl/Lin]