Dosen Pakistan Boleh Bawa Senjata

TRANSINDONESIA.CO – Sebuah kampus di baratlaut Pakistan kembali dibuka pada Senin (15/2/2016) setelah serangan Taliban yang menewaskan 20 orang bulan lalu. Usai serangan tersebut, kini para dosen diperbolehkan membawa senjata api ke kampus.

Dimulainya kelas kembali awal pekan ini di Universitas Bacha Khan di Charsadda ditandai dengan ketatnya keamanan. Beberapa kamera CCTV baru dipasang, pasukan bersenjata ditambah dan dinding pembatas kampus ditinggikan. Pada 20 Januari lalu, Taliban menyerbu kampus tersebut.

Serbuan terhadap kampus Bacha Khan adalah satu lagi serangan militan ke institusi pendidikan di Pakistan. Sebelumnya tahun lalu, 134 siswa di sekolah militer di Peshawatr, provinsi Khyber Pakhtunkhwa, dibantai.

Menyusul serangan bulan lalu, dosen di kampus Bacha Khan boleh membawa senjata api yang berizin milik mereka. Namun senjata dilarang ditunjukkan di dalam kelas dan peraturan bersenjata ini hanya berlaku untuk dosen, bukan mahasiswa, seperti disampaikan oleh Wakil Rektor Fazal Rahim Marwat kepada Reuters.

Seorang professor ilmu kimia di kampus itu didaulat sebagai pahlawan karena terbunuh dalam serangan bulan lalu ketika mencoba menyerang balik. Marwat mengatakan pihak kampus menolak permintaan beberapa dosen yang menginginkan agar universitas keluar kocek untuk mempersenjatai para pengajar.

Serangan di kampus Bacha Khan oleh Taliban bulan lalu menewaskan 20 orang.[Rts]
Serangan di kampus Bacha Khan oleh Taliban bulan lalu menewaskan 20 orang.[Rts]
Mahasiswa juga sebenarnya boleh membawa senjata, namun harus dititipkan di pintu kampus ketika akan belajar, kata Marwat.

Senjata api memang sangat mudah didapatkan di bagian Pakistan ini, dan kepemilikan senapan dan pistol merupakan salah satu budaya yang lekat dengan suku Pushtun di wilayah tersebut.

Beberapa mahasiswa masih harus diantar oleh orang tua atau kerabat ke kampus tersebut, beberapa lainnya masih trauma dan belum akan mulai belajar. Ada juga yang tinggal di rumah karena orang tua terlalu takut melepas anak mereka ke kampus.

“Saya tahu kampus sudah dibuka hari ini, tapi orang tua saya tidak memperbolehkan saya pergi. Saya tidak takut dan pasti akan bergabung dengan teman-teman secepatnya,” kata seorang mahasiswa Ihsanullah Khan.

Marwat mengatakan pihak kampus telah menyediakan sesi konseling bagi para mahasiswa yang trauma dan menyediakan waktu rekreasi ke luar kota demi menghilangkan bayangan buruk penyerangan.

Militer Pakistan mengatakan otak penyerangan ke kampus itu adalah Umar Mansoor, militan Taliban Pakistan yang berbasis di Afghanistan. Mansoor juga diduga kuat berada di balik serangan di sekolah Peshawar.[Cnn/Fen]

Share
Leave a comment