Yang Tersisa di Pengukuhan Rektor USU [Bagian 3-Selesai]
TRANSINDONESIA.CO – Ini bukan laporan pandangan mata sidang pembacaan putusan perkara korupsi pejabat Sumatera Utara (Sumut) yang berseragam batik hadir ‘kompak’ dengan istri muda ‘mengumbar mesra’ dihadapan meja hijau dan diujung palu hakim.
Ini kisah tersisa dari prosesi pengukuhan jabatan guru besar tetap Universitas Sumatera Utara (USU) Prof.Dr.Hasim Purba,SH,M.Hum, yang berpidato tentang keselamatan penerbangan sipil melalui penerapan savety culture, di Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, pada Sabtu 15 Februari 2016 lalu.
Kampus Bahagia
Simpatik dosen bisa efektif menularkan ilmu, mengapa? Joni membangun postulat bahwa saat kuliah mahasiswa hukum mengumpulkan perbendaharaan ilmu hukum dan ilmu pendukung, namun secara bersamaan sedang berpacu dengan target kelulusan.
Joni mengakui, “Saat kuliah mengalami kegelisahan akademis antara mengejar ABCDEF-nya ilmu hukum dengan orientasi lulus mengoleksi nilai bagus”. Namun keduanya harus jalan seiring dan sempurna di tengah tenggat waktu hanya 9 semester.
“Belum lagi mengatasi dilema antara kuliah dengan kegiatan sebagai aktifis organisasi”, kenang Muhammad Joni yang pernah Sekretaris Umum Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara itu.
Kesan keras, kaku dan vugar kuliah di FH USU mungkin muncul dari mahasiswa yang drop out (DO) dan yang tersengat sakit kejiwaan selama kuliah di FH USU.
“Tak usah heran jika dalam sejarah FH USU, ada juganya itu mahasiswa yang DO dan tersengat sakit ingatan, akibatnya gagal bahagia kuliah hukum”, kenang Marasamin Ritonga kalem.
“Kalau dosennya simpatik seperti kak Sinta Pulungan, berpenampilan teduh namun berwibawa seperti Profesor Sanwani Nasution, saya percaya ilmu hukum terserap sempurna dan merasuk sukarela ke dalam ruang jiwa”, lanjut Marasamin sembari mengutip tiori utilitas Jeremy Bentham ikhwal kebahagian yang sebesar-besarnya bagi orang sebanyaknya sebagai tujuan hukum.
Kalau tujuan hukum adalah kebahagian, tersebab itu mahasiswa hukum mesti bersiaga untuk berbahagia lebih dulu sebelum bertemu dosen. Pun demikian, dosen mesti menebarkan simpatik dan menciptakan aura bahagia kepada mahasiswa, walau dengan perbuatan kecil sederhana. “jangan silap kawan, senyum bahagia bisa datang kala di arak naik becak”, cetetuk Joni setengah terbahak
Cerita di balik pengukuhan guru besar tetap Hasim Purba ini pun usai, dengan menitip harapan kemajuan kepada almamater.
Akankah diusung gerakan FH USU kampus bahagia? Kalau FH USU kampus bahagia, menuruti ajaran Jeremy Bentham, akankah Fakultas Hukum (FH) diubah menjadi Fakultas Hukum dan Kebahagiaan (FHK)? Dari FH menjadi FHK?[Mj1]