Serang Suriah, Rusia Ogah Minta Maaf

TRANSINDONESIA.CO – Utusan Rusia ke PBB mengatakan hari Rabu (10/2/2016), pemerintahnya tidak akan minta maaf atas serangan udara yang dilakukan di Suriah, yang dikecam secara luas karena menyasarkan oposisi bersenjata dan bukan pihak ISIS.

“Kami bertindak secara sangat transparan,” kata Vitaly Churkin setelah sebuah sesi tertutup dari DK PBB membahas situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Aleppo. “Kami ada di Suriah secara sah, atas undangan dari pemerintah Suriah,” tambahnya.

Pemerintah Barat mengkritik tajam serangan udara Rusia, yang dimulai akhir September, yang katanya ditujukan memukul ISIS. Tetapi kampanye udara itu telah melumpuhkan oposisi bersenjata moderat dan menyebabkan pengungsian puluhan ribu warga Suriah.

Minggu lalu, pemerintah Suriah didukung oleh Rusia dan militan Shiah Hizbullah, telah melancarkan perang terhadap Aleppo yang dikuasai pemberontak. Peningkatan pertempuran ini juga menyebabkan gagalnya perundingan perdamaian baru di Jenewa.

PBB mengatakan, perang yang sudah berlangsung 5 tahun itu, telah menewaskan lebih dari 250 ribu orang, 7 juta kehilangan rumah, dan hampir 4,6 juta lainnya melarikan diri sebagai pengungsi.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin.[Ap]
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin.[Ap]
Populasi yang tertinggal, sekitar 13,5 juta orang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Banyak dari mereka tinggal di tempat yang sulit dicapai atau dikepung, dan tidak bisa dicapai oleh pekerja bantuan.

Rabu, 160 organisasi kemanusiaan minta pemberlakuan segera genjatan senjata dan akses untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan untuk mereka yang menderita akibat kekerasan yang semakin memburuk di Suriah.[Voa/Nov]

Share