Korban Cabul Guru Honor jadi 16 Anak
TRANSINDONESIA.CO – Kepala Kepolisian Sektor Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat, Kompol Dede Suharja menyebutkan korban pencabulan dilakukan oknum guru honorer di salah satu SDN di Kecamatan Parungkuda bertambah menjadi 16 anak.
“Dari 16 anak yang melapor korban pelecehan oleh tersangka DH itu kebanyakan laki-laki, dan 14 anak sudah menjalani visum di RSUD Sekarwangi Cibadak,” kata Kapolsek Kompol Dede Suharja di Sukabumi, Kamis (11/2/2016).
Setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan diketahui korban DH juga ada beberapa anak SMP yang merupakan alumni dari SD tempat DH mengajar sebagai tenaga honorer.
“Adanya anak SMP yang menjadi korban DH merupakan kasus baru, maka dari itu pihak Polsek Parungkuda dan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukabumi terus mengembangkan kasus ini,” ucapnya.
Selain itu, untuk membongkar kasus guru bejad ini pihaknya juga berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TPA) Kabupaten Sukabumi untuk ikut menggali informasi ke sejumlah anak yang diduga menjadi korban namun belum melapor.
Dikatakan, tidak menutup kemungkinan jumlah korban bisa lebih dari sekarang, untuk itu kami secara maraton menggali informasi baik dari anak yang menjadi korban DH maupun dari tersangka itu sendiri.
Dede mengatakan awalnya korban DH hanya tujuh anak di bawah umur, tetapi berselang satu pekan ternyata ada korban lainnya yang melapor. Pihaknya juga mengimbau kepada orang tua murid yang anaknya khawatir atau diduga menjadi korban pencabulan predator anak ini segera melapor agar kasus ini bisa terus berkembang.
Sementara Ketua Komisi Perlidungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Sukabumi, Dian Yulianto mengatakan pihaknya akan melibatkan psikolog dan Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi untuk memberikan terapi kepada para korban pencabulan DH untuk menghilangkan rasa traumanya.
Selain itu, terapi ini bertujuan agar si anak tidak terganggu psikisnya, karena jika tidak diobati dikhawatirkan setelah menginjak remaja atau dewasa bisa melakukan hal yang sama. “Kami terus memantau setiap perkembangan kasus ini,” katanya.[Ant/Sap]