Mengenal Benih Kaum LGBT

TRANSINDONESIA.CO – Baru-baru ini, publik diriuhkan dengan munculnya persoalan, Lesbi, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT), yang sangat menuai kontroversi, terdapat pro dan kontra, sebagian masyarakat terutama para pelaku LGBT- sangat mendukung bahkan mendesak pemerintah agar melakukan legalisasi terhadap komunitas LGBT.

Disisi lain, sebagian masyarakat yang kontra LGBT, menolak adanya legalisasi untuk kaum LGBT, dan mendesak pemerintah agar jangan melegalkan prilaku yang dianggap menyimpang tersebut, bahkan perilaku LGBT inipun dianggap sebagai suatu tindakan yang tak lazim dilakukan oleh manusia, atau bisa disebut LGBT ini merupakan suatu penyimpangan orientasi seks (abnormal).

Sementara bagi sebagian masyarakat yang sepakat terhadap adanya LGBT, menganggap bahwa perilaku LGBT harus dilindungi, dan diakomodir oleh negara tidak ada satupun pihak yang dapat mengintervensi kebebasan seseorang dalam menentukan orientasi seksnya, dengan dalih bahwa ini termasuk bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM) yang mau tidak mau harus diterima oleh masyarakat dunia, khususnya di Indonesia.

Kemudian terkait hal ini, mereka pun menganggap bahwa LGBT bukanlah persoalan yang salah dan harus disalahkan. Bagi mereka, ini merupakan cara untuk menyalurkan nafsu birahi yang ada dalam diri mereka, yang dengannya hanya mampu terpuaskan oleh cara tersebut. tentu melakukannya dengan seseorang yang mau juga, artinya tidak ada paksaan dalam melakukan hubungan ini. Selama masing-masing dari mereka saling suka, maka hal ini tidak menjadi persoalan.

Namun, ada juga pihak yang kontra dengan alasan bahwa pelaku LGBT telah menyalahi fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan. Mengingat bagaimanapun Tuhan telah menciptakan makhluknya (manusia) dengan berpasang-pasangan, yakni antara laki-laki dan perempuan. Hal ini guna menjaga serta melestarikan kehidupan manusia di muka bumi. Kemudian yang menjadi pertimbangan lagi terhadap persoalan ini adalah bahwa pada dasar manusia terlahir tidak ada yang menjadi gay atau lesbi.

Dari berbagai rentetan yang telah diuraikan maka timbul pertanyaan, apa yang melatar belakangi munculnya perilaku LGBT? Apakah LGBT muncul secara lahiriah atau bukan?.

Dalam hal ini, terdapat beberapa faktor  yang mempengaruhi kenapa seseorang berperilaku LGBT, diantaranya yaitu factor lingkungan. Karena bagaimana pun faktor lingkungan sangat mempengaruhi pola pikir serta perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis, Fahmi Pajrianto.[Ist]
Penulis, Fahmi Pajrianto.[Ist]
Penulis dalam hal ini akan memberikan studi kasus kenapa faktor lingkungan yang melatar belakangi terbentuknya perilaku LGBT. Ada seorang anak lelaki terlalu banyak bergaul dengan kawan perempuannya, maupun sebaliknya, ataupun terlalu banyak bergaul dengan sesama jenis dan tidak diimbangi dengan pergaulan pada lawan jenis.

Akibat dari kondisi ini tak jarang perilaku LGBT ini mulai tumbuh sehingga membuat pola perilaku si anak tersebut berubah menjadi seperti pola perilaku lawan jenisnya. Bahkan, sampai ada yang menyimpan perasaan pada sesama jenisnya.

Selain itu terdapat juga faktor yang lain yang menyebabkan kenapa terjadi penyimpangan pada orientasi seks. Yakni  perasaan trauma pada lawan jenis.

Salah satu contoh misalnya, kasus Irshad Manji, ia merupakan pemikir wanita muslimah liberal kontemporer yang juga merupakan seorang lesbian.

Irshad Manji mengalami penyimpangan seksual ini diakibatkan oleh perasaan trauma sejak kecil melihat kekerasan yang kerap dilakukan oleh sang ayah terhadap pembantunya, hal ini membuatnya benci dan tidak lagi menyukai laki-laki, berbeda dengan prilaku sang ibu yang amat penuh dengan kasih sayang, sehingga hal ini membuatnya merasa nyaman dan mulai menyukai sikap dari sesama jenis ini.

Lebih jauh hal inilah yang menyebabkan kenapa perilaku Irshad ini menyimpang dalam hal orientasi seks. Selain itu Irshad juga menuturkan bahwa perilaku Lesbi yang dilakukan oleh dirinya itu merupakan suatu kebahagian yang dapat ia peroleh di dunia, yang mana kebahagian tersebut tidak dapat dan tidak bisa dilarang oleh siapapun.

Meskipun dalam kenyataannya umat muslim banyak yang mengecam sikap wanita lesbian tersebut.

Jika kita telusuri lebih jauh lagi dalam Islam, perilaku lesbian dan homo seksual ini dalam karikatur Islam juga sempat terjadi pada zaman Nabi Luth, dimana kaumnya tersebut banyak yang berperilaku seperti kaum LGBT yang terjadi di zaman sekarang ini, menyukai serta sering melakukan seks sesame jenis.

Dari rangkaian yang telah diuraikan diatas, pemerintah perlu melakukan kajian khusus untuk menyelidiki sebab-sebab kenapa perilaku seks yang abnormal ini muncul kembali pada zaman sekarang. Selain itu pemerintah juga harus memiliki solusi yang bijak dalam melihat persoalan penyimpangan seksual ini agar tidak terjadi dimasa yang akan datang.

Maka dalam hal ini pemerintah harus melakukan tindakan pencegahan yang baik, baik pencegahan jangka pendek maupun jangka panjang, selain itu upaya pencegahan ini juga harus disosialisasikan secara masif kepada masyarakat di semua elemen.

Selain itu pemerintah juga harus memberikan pendidikan seks sejak dini kepada masyarakat, terutama pada pelajar, pelajar sejak dini, dimulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke Perguruan Tinggi (PT), agar generasi dimasa mendatang tidak kembali mengalami penyimpangan seksual, dan dapat memiliki orientasi seks yang normal dan waras.

Juga dalam ruang lingkup yang lebih kecil lagi, peran orang tua dalam hal ini sangatlah penting, orang tua juga harus melakukan pengawasan terhadap perilaku anaknya, kemudian membimbingnya sehingga benih-benih tumbuh kembangnya prilaku LGBT dapat di kubur hidup-hidup.

Penulis:Fahmi Pajrianto [Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Jurusan Perbandingan Hukum].

Share