Kewarasan Nalar dari Apa dan Siapa

TRANSINDONESIA.CO – Kita sering mengapresiasi, mengagumi bahkan meniru bukan dari apanya melainkan dari siapa yang mencetuskannya. Tatkala ndoro yang mengatakannya walaupun pahit tetap saja dikatakan manis.

Walau biasa saja dipujanya sebagai hal-hal luar biasa dan istimewa. Sesuatu yang dihasilkan dari orang yang bukan siapa-siapa maka kehebatannya hanyalah biasa-biasa bahkan sering dibuang dan dicampakannya dalam bara api.

Seistimewa apapun bisa saja dianggap karya orang setreslah, orang galaulah, orang frustasilah dan banyak label diskriminatif diungkapkan.

Apalagi dalam birokrasi otoriter dan model patrimonial apa kata ndoro para cantrik dan babu-babunya akan meneriakan lantang supayanya ndoronya tersanjung dan terbang melayang diawan tak perlu waras atau gila.

Palgunadi dalam kisah pewayangan yang bisa mengalahkan arjuna dan ia hanya berguru dari patung Begawan Durna yang ia pahat sendiri.

Ilustrasi
Ilustrasi

Palgunadi orang biasa saja mengagumi Durna untuk berguru tapi dengan mentah ditolak. Tatkala ia belajar sendiri walau hanya dengan patungnya ia mampu mengalahkan Arjuna. Durna takut Palgunadi mengalahkan Arjuna pada kompetensi dan kesaktianya, maka ia meminta Palgunadi memotong kedua ibu jarinya sebagai tanda kesetiaanya.

Bisa dibayangkan betapa siapa ini akan sangat menentukan bukan dari apa yang dilakukan.

Seniman jalanan yang tidak terkenal sehebat apapun karyanya hanyalah kelas rendahan dan tanpa apresiasi.

Pemikiran-pemikiran demikian, kalau bukan pejabat tinggi, bukan grup kroni, bukan orang yang dipuja-puji akan sama dengan pemikiran kaum frustasi. Apapun ide kecerdasannya tidak dianggapnya sebagai sesuatu yang istimewa.

Kemuliaan bukan dari siapa tetap dari apa. Disinilah logika, mestinya akan menjadi harapan dan landasan nalar dan waras mengatakan yang kecil dan biasa saja walau miskin papa dan orang biasa saja mampu melakukan yang istimewa walau secara dunia tidak diakui dan malah didiskriminasi.(CDL-02012016)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment