Hotel di Mesir Di Serang Dua Pria Bersenjata

TRANSINDONESIA.CO – Dua pria bersenjata menyerang sebuah hotel di Kota Hurghada di kawasan Laut Merah, Mesir, pada Jumat (8/1/2016) dan melukai tiga turis asing.

Pusat Informasi Keamanan dari Kementerian Dalam Negeri Mesir mengungkapkan, dua warga Austria dan satu orang Swedia tersebut terluka ketika para penyerang mencoba melarikan diri.

Salah satu penyerang tewas di tangan pasukan keamanan, sedangkan pelaku lainnya kini sedang ditahan. Dari tangan tersangka, aparat menyita pistol dan beberapa pisau.

        Ilustrasi
Ilustrasi

Namun menurut Reuters, keterangan tersebut berbeda dengan laporan sebelumnya dari hotel. Sumber keamanan mengatakan bahwa penyerang membawa senjata berupa pistol, sebilah pisau, dan satu sabuk bunuh diri.

Sumber juga mengatakan bahwa pasukan keamanan menewaskan penyerang yang membawa bom bunuh diri. Menurutnya, dalam upaya pelumpuhan tersebut, turis yang terluka berasal dari Denmark dan Jerman.

Ia juga mengatakan bahwa para pelaku tiba dari jalur laut untuk melakukan serangan besar-besaran di hotel tepi pantai itu.

Sebelumnya Kemendagri mengatakan bahwa salah satu penyerang merupakan pelajar dari Giza, daerah pinggiran di Kairo.

Selama ini, Mesir berjuang membendung gelombang militan Islam. Semua bermula ketika terjadi serangan terhadap pasukan keamanan di Sinai. Namun kini, aparat lebih berfokus ke daerah yang sebelumnya dianggap aman, seperti resor turis di Laut Merah.

Sehari sebelum insiden di hotel ini, terjadi serangan lain di pusat turis di Kairo. ISIS mengklaim sebagai dalang di balik serangan tersebut.

Mereka mengaku menjalankan misi tersebut sesuai dengan titah pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, untuk menumpas semua orang Yahudi di manapun.

Sumber keamanan mengatakan bahwa turis di hotel tersebut mayoritas merupakan warga Arab Israel.

Teror besar sebelumnya juga terjadi di Mesir pada 31 Oktober 2015. Satu pesawat penumpang Rusia mengalami kecelakaan di Sinai, menewaskan 224 orang. Mayoritas korban merupakan turis yang sedang melakukan perjalanan pulang dari Sharm al-Sheikh, sebuah resor di Laut Merah.

Rusia dan negara Barat langsung melakukan investigasi dan menyatakan bahwa insiden tersebut merupakan aksi teror dengan menanam bom di dalam pesawat yang kemudian meledak di udara. Namun, Mesir menampik hasil penyelidikan tersebut.

Tak lama, kelompok militan ISIS mengaku menyelundupkan bom di dalam pesawat itu.

Pariwisata merupakan sektor penting bagi perekonomian Mesir. Namun, sektor tersebut tumbang sejak gejolak politik terjadi akibat revolusi yang menggulingkan Hosni Mobarak pada 2011.(Bbc/Fen)

Share
Leave a comment