Hanya Satu Kata: “Bodoh!”

TRANSINDONESIA.CO – “Wong bodo iku panganane wong pinter” (orang bodoh akan menjadi makananya orang pandai).

Pepatah Jawa di atas mengingatkan kita tatkala kita tidak mampu mengatasi diri kita sendiri dari kebodohan itu sama dengan bunuh diri, melecehkan bahkan bisa melacurkan diri kita sendiri.

Kebodohan ini mmg bertingkat tingkat dan bervariasi bisa sebagai kebodohan dibidang akademik, pengetahuan, keterampilan, manajemen, mental spriritual, emosional, banyak hal lagi kebodohan-kebodohan yang menjadi biang masalah dalam kehidupan manusia.

Ketidak mampuan memanage menimbulkan dan memberdayakan teknologipun akan menjadi masalah baru yang cukup kronis misalnya terjadinya KKN di mana-mana. Dalam berbagai hal orang-orang yang pengetahuannya dan kemampuanya dangkal danterbatas akan berusaha mati-matian mempertahankan status quo, comfort zone apapun caranya dari yang halus sampai fisik bisa dilakukan.

Ilustrasi
Ilustrasi

Sulit diajak diskusi, diajak maju, tidak mau berubah dan selalu merasa paling (berjasa, bekerja keras, hebat, benar dan lainnya).

Kalau disemua lapisan banyak orang-orang semacam ini, mereka biasanya mudah dicuci otaknya, mudah diiming-imingi hadiah dan janji-janji bahkan yang absurd sekalipun.

Mudah menjual aset bangsanya, mudah berperang dengan bangsa sendiri demi uang, kekuasaan dan penguasaan untuk terus mengangkangi sumber-sumber daya yang ada. Kelalaian dan kesalahan-kesalahanpun menjadi pemandangan biasa yang didiamkan dan menjadi permisive.

Sikap dan sifat hedonisme akan terus merajalela dan menjadi budaya baru yang diagung-agungkan. Hal-hal primordialpun dipakainya untuk menutup-nutupii premanisme dan kebiadabannya untuk menutupi ketololan dan kerakusannya.

Kemanusiaan hilang, harkat marabat manusia dibuang, hukum dan keadilan diinjak-injak dan  peradaban menjadi kebiadaban. Mengapa bisa demikian? hanya satu kata “bodoh!”.(CDL-16012016)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment