Ini Kronologi Bom dan Aksi Tembak Jakarta Menurut Saksi Mata

TRANSINDONESIA.CO – Teror bom di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakata, Kamis (14/2/2016), berlanjut dengan aksi baku tembak  di halaman parkir depan kafe Starbucks.

Seorang saksi mata, Taufik Rusyana, mengaku mendengar tujuh ledakan berturut-turut sekitar pukul 10.00 WIB. Taufik merupakan karyawan kantor di Gedung Jaya, persis berseberangan dengan Starbucks. Saat itu ia hendak makan siang di luar kantor lalu mendengar ledakan pertama di halaman parkir Starbucks. Asap menyeruak dari bangunan itu.

Tak lama, kata Taufik, ledakan kembali terjadi di pos polisi selatan yang menghadap ke arah Monas. “Langsung terlihat tiga orang terlempar. Salah satu mental sampai ke tengah perempatan jalan,” kata Taufik, Kamis, 14 Januari 2015, seperti dikutip dari Tempo.co.

Setelah ledakan, Taufik mendekat ke arah pos polisi. Ia menyaksikan polisi mulai berhamburan ke arah Starbucks. “Mulai terjadi adu tembak,” kata dia.

Foto searah jarum jam, memperlihatakan ledakan bom di Pos Polisi, dan terlihat dua korban tewas tergeletak di jalur Busway dekt Pos Polisi dan seorang anggot polisi lalu lintas menjadi korban ledakan.(Ist)
Foto searah jarum jam, memperlihatakan ledakan bom di Pos Polisi, dan terlihat dua korban tewas tergeletak di jalur Busway dekt Pos Polisi dan seorang anggot polisi lalu lintas menjadi korban ledakan.(Ist)
Trans Global

Tak lama setelahnya jalan Husni Thamrin ditutup. Sebuah mobil polisi, kata Taufik, digunakan untuk mengangkut seorang polisi yang terluka.

Menurut Taufik, sebuah mobil pajero hitam dan mobil polisi melintas dari arah Monas dan berhenti di samping pos yang menghadap ke selatan, persis di seberang Starbucks. Beberapa polisi yang terlibat baku tembak menyelamatkan diri di samping mobil itu. “Tak lama ada ledakan dari mobil tersebut,” ujar Taufik.

Saksi mata lain, Edi Saputro, merekam ledakan ketiga itu. “Setelah baku tembak tiba-tiba mobil seperti meledak,” ujar dia. Edi berdiri tepat di depan gedung Sarinah.

Tak lama setelah itu keduanya mendengar ledakan berturut-turut hingga tujuh kali. “Pasukan dengan laras panjang baru datang setelah ledakan ketiga,” kata Taufik. Sepenglihatan Edi dan Taufik, enam orang tewas di tempat akibat tragedi ini.

Polisi menutup seluruh akses menuju Sarinah. Beberapa helikopter tampak memantau dari udara. Barakuda juga disiagakan di kawasan ring 1 Jakarta. Mobil ambulan hilir mudik membawa korban. Sekitar pukul 12.30 WIB, Tempo mendengar letusan di perempatan Sarinah. Hingga kini, polisi di tempat kejadian belum bisa memberikan keterangan.(Dod)

Share