Hillary dan Trump Saling Serang

TRANSINDONESIA.CO – Persaingan Pencalonan Presiden di kubu Partai Republik dan Demokrat sepanjang tahun 2015 didominasi dengan unggulnya Donald Trump dan Hillary Clinton. Sepanjang minggu terakhir tahun 2015 keduanya saling serang untuk meraih dukungan.

Jajak-jajak pendapat sampai akhir tahun 2015 menunjukkan Donald Trump tetap unggul di Kubu Republik sementara di kubu Demokrat Hillary Clinton mengungguli satu-satunya saingan terdekatnya Bernie Sanders.

Meskipun pemilihan umum masih lama, namun pertikaian Trump dan Clinton kini makin tajam dengan masing-masing mengungkapkan pernyataan terhadap satu sama lain secara terbuka di televisi.

Dalam debat Partai Demokrat Sabtu lalu (26/12/2015), Clinton mengatakan pernyataan-pernyataan Donald Trump hanya akan membantu militan ISIS dalam merekrut pelaku jihad radikal. Ia merujuk pada himbauan Trump di televisi untuk melarang Muslim masuk ke Amerika.

Hillary Clinton.
Hillary Clinton.

Tapi setelah pernyataan Clinton itu, tim kampanye Clinton kemudian mengklarifikasi Clinton tidak merujuk pada video Trump tertentu. Trump kemudian menuntut Clinton meminta maaf atas pernyataannya itu.

Dalam kampanye Senin lalu di Grand Rapids, Michigan yang dihadiri 6300 orang Donald Trump menyerang balik Clinton karena terlambat ke panggung debat Partai Demokrat setelah jeda.

Kata-kata Trump dalam kampanye tersebut kemudian menuai kecaman bahwa Trump kasar pada perempuan. Meski demikian Donald Trump semakin gencar melancarkan serangan-serangannya terhadap Clinton, sepanjang libur Natal ia membombardir pendukungnya dengan pesan-pesan Twitter yang menjatuhkan Clinton. Ia bahkan tidak segan menyeret Presiden Bill Clinton dengan merujuk skandal-skandalnya di masa lalu yang melibatkan perempuan, termasuk Monica Lewinsky.

Clinton akhir minggu ini menanggapi serangan-serangan terhadapnya dengan dingin, dan mengatakan tidak seorangpun yang kaget mendengar ucapan-ucapan Trump.

Tahun 2016 adalah tahun yang menentukan bagi nasib Trump dan Clinton. Bagaimana pemilih bereaksi atas pernyataan-pernyataan mereka tahun 2016 akan menentukan siapa yang melaju ke Gedung Putih.

Pemilihan dini Presiden untuk Partai Republik akan diselenggarakan di Iowa 1 Februari mendatang kemudian New Hampshire 9 Februari disusul negara-negara bagian lainnya. Meskipun Trump unggul dalam persaingan di partainya, tapi banyak yang juga meragukan ia bisa memenangkan pencalonan presiden, karena pencalonan partai Republik juga ditentukan oleh banyaknya perolehan suara delegasi dalam konvensi dan suara delegasi akan menentukan calon Presiden baik Partai Republik maupun Demokrat.(Voa/Fen

Share