Di Iran, Berbagi Foto Dari Ponsel Bisa Dipenjara

Wanita Iran menikmati waktu senggang disalah satu café di Taheran.(Afp)
Wanita Iran menikmati waktu senggang disalah satu café di Taheran.(Afp)

TRANSINDONESIA.CO – Foto pemuda Iran bertato dengan seorang wanita berpakaian tipis telah mengundang perhatian publik, menyebar dengan cepat bak virus di jejaraingan sosial.

Dinegara konservatif seperti Iran, jelas ini suatu pelanggaran yang tak dapat ditolerir, sejalan dengan peristiwa tersebut 14 wanita ditangkap dengan tuduhan melanggar tradisi berpakaian.

Pemuda yang dikenal dengan nama Vahid diketahui telah ditahan pihak keamanan disana.

Tindakan pemerintah Iran ini mendapat ejekan dan kemarahan di kalangan pengguna media sosial, meme perempuan cemberut menyebar dikalangan pemakai smatphone hal ini dimaksudkan untuk menyindir tindakan pemerintah yang dianggap berlebihan.

Pihak keamanan Iran belum merilis nama keluarga Vahid, namun dipastikan tetap akan menahan Vahid dan dilanjutkan dengan penuntutan.

Skandal ini telah mengundang banyak perhatian dikalangan pengguna jejaringan sosial dan smartphone terutama bagi mereka yang sering berbagi konten.

Unggahan foto , rumor dan sebagainya sangat cepat menyebar sulit untuk dicegah.

Vahid 30 tahun, profesional muda kaya raya, pemilik real estatae di utara Teheran, mencoba membela diri .Dirinya mengakui photo yang menyebar melalui smartphone itu adalah dirinya dengan adik perempuannya dan kebetulan teleponnya dicuri, namun para penghujat mengenal dirinya sebagai seorang Don Juan yang sengaja memposting photo tersebut.

“Memosting video di Media sosial adalah kesalahan besar dalam hidup saya dan saya sangat menyesalakan kejadian tersebut, awalnya saya bermaksud hanya untuk disampaikan kepada kalangan terbatas terutama keluarga besar saya, tetapi kenyataannya video tersebut menyebar luas, sehingga saya ditahan oleh Polisi Cyber,”  ujar Vahid dihadapan media di Teheran.

Dalam delapan bulan terakhir, 609 laki-laki dan 114 perempuan telah ditangkap dengan tuduhan melakukan kejahatan Cyber dan dianggap telah melanggar kepatutan Islami , ekonomi, moral dan etika kehidupan sosial.

Polisi telah membantah tentang kehilangan ponsel, Vahid tidak pernah melaporkan kehilangan ponsel.Photo penangkapan Vahid dengan tangan diborgol dimuat di halaman utama berbagai media di Iran.

“Menjadi tugas kami untuk menjaga agar budaya-budaya barat tidak merusak kehidupan sosial di Iran, tehnologi informasi adalah jalan masuk yang sangat mudah , untuk itu pemerintah wajib menseleksi konten-konten yang pantas dan tidak pantas,” demikian ujar seorang perwira tinggi polisi di teheran.

Presiden moderat Iran, Hassan Ruhani, dalam suatu kesempatan telah memperingatkan tentang bahaya jejaringan sosial terhadap kehidupan sosial di Iran , bahkan telah mengintruksikan untuk memblokir situs yang dianggap berbahaya.

“Intervensi negara dalam penggunaan tehnologi imformasi tetap diperlukan,” ujarnya.

Pengguna internet di Irang diperkirakan sudah mencapai angka 70 persen dari total penduduk Iran yang sekarang berjumlah 78 juta jiwa.(Afp-Fen)

Share
Leave a comment