Catatan Akhir Tahun, Ekonomi Nasional di Era Jokowi

TRANSINDONESIA.CO – Pe‎ngamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) S‎alamuddin Daeng, dimana era Presiden Soeharto, meninggalkan hutang USD 53,8 miliar.

Sementara, untuk tahun 2015 ini, di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, data Bank Dunia baik dari penjualan obligasi, sekuritas, maupun pinjaman langsung, sudah mencapai Rp569 ‎triliun.

Jika dipukul sama rata menggunakan kurs yang berlaku saat ini. Hutang era Soeharto sekitar Rp676 triliun.

“Hampir sama 30 tahun Soeharto dengan 1 tahun Jokowi. Kalau kursnya dihitung berbeda sesuai zamannya, hutang Jokowi dua kali lipat dari hutang Soekarno,” ujarnya di Jakarta, Minggu (27/12/2015). ‎

Tapi Kerja Jokowi yan menghasilkan buah sangat menakjubkan ini belum pernah dicapai oleh presiden-presiden ada di dunia dalam jangka 1 tahun awal kepemimpinan.

Karena prestasi itu sulit didapat dengan kondisi Indonesia sebagai negara berkembang yang masih jauh tertinggal lalu ditambah budaya korupsi dan feodalis yang masih kental melekat di tubuh pemerintah dan perpolitikan yang berorientasi transaksional (proyek dan jabatan) serta masih kuatnya kekuatan lama bercokol di segala lapisan bukanlah suatu yang mudah bagi seorang pemimpin di negara ini untuk melakukan perubahan apalagipemimpin tersebut berasal dari rakyat jelata bukan tokoh partai politik dan bukan pula seorang berasal dari keturunan bangsawan atau kaum bermodal besar.

1.Indonesia berda 16 besar negar ekonomi kuat:

  1. Cadangan Devisa

Cadangan devisa Negara yang ditinggalkan di era Presiden Susilo Bambng Yudhoyono per Oktober 2014, adalah $.110 miliar dan posisi pada bulan Februari 2015 naik menjadi $.115.3 miliar .

Meski dunia dilanda krisis global, cadangan devisa Indonesia masih bisa bertahan sampai akhir September 2015 sebesar $.101,7 miliar. Cadangan devisa turun karena digunakan untuk pembayaran utang luar negeri dan operasi moneter melalui stabilisasi nilai tukar rupiah.

Bank Indonesia menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Pernyataan dari Stanley Morgan (18/3/2015), bank terkuat di Amerika menyatakan bahwa selama kurun waktu 5 bulan Indonesia telah keluar dari Fragile Five yng mata uangnya rentan terhadap kebijakan suku bunga Fed, Indonesia menuju fundamental ekonomi yg kuat dibawah kepemimpinan Jokowi , sejajar dgn mata uang India, China, Turki dan Brazil.

Perlu diketahui, semasa pemerintahan Presiden SBY pada tahun 2013, cadangan devisa Indonesa pernah jatuh $.92,6 M sementara tidak ada krisis global.

Ilustrasi
Ilustrasi
  1. Investasi

Informasi dari Bank Indonesia, selama Desember 2014 – Januari dan Februari.2015, investor yang masuk ke Indonesia sebesar Rp57 triliun (90%, lebih tinggi dari bulan yang sama pada tahun sebelumnya).

  1. Neraca Perdagangan

Untuk neraca perdagangan Indonesia kumulasi Januari – Februari 2015 sebesar US.$.1.4 miliar setara dengan Rp17 triliun. Neraca surplus ini tidak pernah terjadi selama 5 tahun terakhir, dimana selama ini lebih besar export daripada import (data BPS per 16 Maret 2015)

  1. Pembangunan bendungan besar

Sebanyak 13 bendungan besar sedang proses pekerjaan di seluruh Indonesia untuk pengairan sawah . Perkembangan pembangunan yang paling mencolok adalah Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kedepan akan dibangun 49 bendungan menyebar seluruh Indonesia.

Ini data 13 Bendungan yang sedang lagi dikebut pengerjaannya:

– Bendungan Raknamo di Kupang NTT yang kontraknya diteken 26 November 2014 dan telah groundbreaking Desember 2014

– Bendungan Pidekso di Wonogiri, Jawa Tengah yang kontraknya dibuat pada 26 November 2014, dan dibangun Januari 2015.

– Bendungan Logung di Kudus, Jawa Tengah yang kontraknya diteken 18 Desember 2014 dan mulai dibangun Januari 2015

– Bendungan Lolak di Bolaang Mgondow, Sulawesi Utara yang akan kontrak 23 Januari 2015 dan mulai dibangun pada Februari 2015.

– Bendungan Kuereto di Aceh yang akan kontrak pada 12 Februari 2015 dan mulai dibangun Februari 2015

– Bendungan Passaloreng di Wajo Sulawesi Selatan yang akan kontrak 26 Maret 2015 dan mulai dibangun‎ April 2015.

– Bendungan Tanju, di Dompu, NTB yang akan kontrak 4 Mei 2015 dan mulai dibangun Mei 2015

– Bendungan Mila di Dompu NTB yang akan kontrak 4 Mei 2015 dan mulai dibangun Mei 2015

– Bendungan Bintang Bano di Sumbawa Barat, NTB yang akan kontrak pada 18 Mei 2015 dan mulai dibangun Mei 2015.

– Bendungan Kairan di Lebak Banten yang rencana kontrak pada Juni 2015 dan mulai dibangun Juli 2015.

– Bendungan Tapin di Tapin Kalimantan Selatan yang akan kontrak pada Juli 2015 dan mulai dibangun Agustus 2015

– Rotikold di Belu, NTT yang akan kontrak pada Juli 2015 dan mulai dibangun Agustus 2015

– Bendungan Telagawaja di Karangasem, Bali yang akan kontrak pada Juli 2015 dan mulai dibangun Agustus 2015.

Secara keseluruhan, progres hasil pekerjaan2 bendungan tersebut banyak perkembangan yang sangat mengejutkan dari keterangan saya uraikan diatas. Ingat ! Kita bukan hidup di negeri jin yang semalam bisa selesai.

3.Kemandirian pangan

Berdasarkan rilis Economist Intelligence Unit (EIU), semasa pemerintahan SBY posisi ketahanan pangan Indonesia berada di posisi ke 5 dari 7 negara ASEAN yang dievaluasi.

Indeks Indonesia bahkan berada di bawah Filipina yang merupakan pesaing Indonesia dalam kelompok negara pengimpor beras terbesar di dunia. Posisi ketahanan pangan Indonesia berada di bawah Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Posisi Indonesia hanya sedikit lebih baik daripada Myanmar dan Kamboja.

Begitu terpuruknya Ketahanan Pangan Indonesia, Pemerintahan Presiden Joko Widodo bertekad bulat pada tahun 2017 Indonesia sudah swasembada pangan penuh.

Langkah-langkah progresif dilakukan dan sudah terlihat ada hasilnya. Pada periode Oktober 2014 hingga April 2015, luas tanam sawah yang ditanami petani mengalami kenaikan dari 8,11 juta hektar menjadi 8,54 juta hektar. Jumlah Traktor sudah dibagikan lebih dari 20.000 unit, ribuan pompa air, combine harvester, dan transplanter.

Begitu juga penambahan luas lahan sawah baru. Berdasarkan hasil evaluasi kerja periode Oktober 2014 hingga Maret 2015, bekerjasama dengan TNI dan Kelompok Tani, penambahan luas sawah baru sebesar 700 RIBU hektare. Dengan angka itu diperkirakan bisa mencapai produksi padi 3 juta ton.

Untuk meningkatkan produksi pangan, pemerintah juga akan membangun 500.000 hektare food estate (kawasan pertanian), dan pelaksanaan program hilirisasi pertanian.

Ini kenaikan hasil produksi pertanian semasa 1 tahun kepemimpinan Jokowi di bulan Maret 2015:

– Produksi PADI naik sebesar 6,64% dibandingkan dengan hasil panen tahun sebelumnya.

– Produksi JAGUNG naik sekitar 8,725% dibandingkan tahun 2014 dengan kisaran 20,67 juta ton

– Produksi KEDELAI naik sekitar 4,59% dengan kisaran 998,87 ribu ton

Ini 11 Lokasi Cetak Sawah Baru di 2015:

  • Merauke 10.000 hektar
  • Bombana 1.000 hektar
  • Wajo 1.000 hektar
  • Pinrang 1.000 hektar
  • Ogan Komering Ilir 1.000 hektar
  • Sanggau 1.000 hektar
  • Bima 1.000 hektar
  • Bangka Selatan 3.000 hektar
  • Bangka Barat 1.000 hektar
  • Mesuji 1.000 hektar
  • Pulang Pisau 1.000 hektar.

Pemerintahan Jokowi sampai detik ini juga terus bergerak membuka lahan baru penanaman Jagung dan Kedelai di seluruh Indonesia. Per Maret 2015 tercatat penambahna lahan baru penanaman jagung dan kedelai sebesar 2% dari taget 1 juta hektar lahan baru.

  1. Pembanguna jalan tol

Dalam visi Nawacita, Presiden Jokowi berkomitmen untuk membangun infrastruktur secara komprehensif. Termasuk di dalamnya adalah transportasi umum yang terintegrasi di darat, laut dan udara serta peningkatan kapasitas jalan, melalui pelebaran jalan, penambahan jalan baru dan pembangunan jalan tol.

Dengan ketersediaan infrastruktur yang beragam dan memadai, maka efisiensi lebih tercipta. Sektor riil akan lebih berpeluang tumbuh lebih besar karena para pelaku usaha kecil hingga besar sama-sama diuntungkan dengan biaya transportasi dan logistik yang lebih murah – dibandingkan jika infrastruktur kurang tersedia atau berkualitas buruk.

Oleh karena itu jalan tol masih relevan dan tetap dibutuhkan terutama untuk mempercepat konektivitas antar kota dalam sebuah pulau.

Di tahun 2015 ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) memfokuskan diri untuk mempercepat pembangunan sejumlah proyek jalan tol.(Effendy)

Share
Leave a comment