Nikmatnya Kekuasaan

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Kekuasaan merupakan bagian penting yang hakiki pada sistem perpolitikan suatu bangsa dengan pembagian yang dilakukan melalui berbagai cara. Pada sistem demokratis akan dilakukan dengan cara perwakilan yang diselenggarakan melalui pemilihan umum.

Siapapun yang menang dalam pemilu akan terpilih menjadi pemimpin atau pemegang kekuasaan, dan akan membagai-bagi kekuasaan birokrasi yang ada sesuai bidang yang sudah disusun dalam pranata/struktur fungsional.

Menjadi pemegang kekuasaan semestinya merupakan orang yang faham dan memiliki niat baik untuk meningkatkan kualitas hidup (kesejahteraan dan kebahagiaan hidup rakyatnya), membela rakyat karena sadar dan memahami rakyat sebagai pemegang kedaulatan.

Dalan kenyataanya para pemegang kekuasaan justru tak jarang melakukan hal-hal yang sebaliknya, dan membagi-bagi kekuasaan untuk krooni-kroni dan bahkan diperdagangkan maupun diperjualbelikan.

Memegang kekuasaan akan mendapat previlage, fasilitas, kemudahan, banyak teman dan dapat berdampak pada perubahan kualitas hidup.

Disitulah nikmatnya kekuasaan, maka kekuasaan akan diperebutkan dengan cara apapun dan melalui apa saja, hingga para normal dan orang-orang tak normalpun dipakai untuk mencapai tujuan memiliki kekuasaan.

Cara-cara perolehan kekuasaan yang tidak fair dan tak waras berdampak pada sistem money politic, penyuapan, pemerasan, backing, extended family system, pendekatan personal menjadi hal yang biasa dan berbagai penyimpangan dianggap sesuatu hal wajar dan tanpa rasa bersalah.

Kekuasaan yang diperoleh dengan cara-cara keliru, kenikmatan-kenikmatan pada kekuasaanpun akan mencandui bahkan meracuni.

Aturan-aturan baik, latar belakang orang baik sekalipun taklah cukup (tak heran jika banyak tokoh-tokoh, cendekiawan yang mask penjara), namun memerlukan adanya system-sistem dan aturan yang baik dan benar.

Lagi-lagi bagaimana membuat aturan dan system yang baik dan benar dan kuat maka akar masalahnya adalah sumber dari penyedia calon-calon penguasa yang perlu direformasi dan mempersiapkan kader dengan baik dan benar, kalau tidak maka sama dengan garbage in garbage out. (CDL-Jkt07115)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share