
TRANSINDONESIA.CO – Jakarta dihantam guncangan gempa dai Pandeglang. Warga masyarakat banyak yang merasakan guncangan gempa 5,2 SR pada Rabu (4/11/2015) pukul 14.34 Wib.
BMKG melaporkan pusat gempa berada di laut kedalaman 10 km di 88 km Barat Daya Pandeglang, Provinsi Banten. Pusat gempa berada di barat Ujung Kulon dan di dalam lempeng Eurasia. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Masyarakat di sekitar Pandeglang merasakan guncangan lemah selama 4 detik. Tidak ada kepanikan. Kondisi normal. Tidak ada kerusakan akibat gempa.
Adanya perambatan gempa melalui batuan menyebabkan wilayah Jakarta juga merasakan guncangan.
“Apalagi batuan penyusun Jakarta adalah material aluvium sehingga mudah bergetar. Warga Jakarta yang berada tempat tinggi di gedung bertingkat merasakan guncangan hingga sedang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Guncangan gempa tersebut mengingatkan kita bahwa Jakarta juga rawan gempa.
Sejarah gempa yang pernah terjadi di wilayah Banten yaitu 6,6 SR pada 16-12-1963 dan 6,5 SR 21-12-1999. Riset terbaru menunjukkan, Pulau Jawa pernah dilanda gempa kuat dan merusak, salah satunya melanda Jakarta pada 1699 berkekuatan 8-9 M.
Daya guncang gempa Batavia (Jakarta) tahun 1699 lebih dari 7 MMI (Modified Mercalli Intensity). Kerusakan parah terjadi di Batavia dan sekitarnya. Gempa amat kuat dirasakan di Jakarta pada 5 Januari 1699 sekitar pukul 01.30.
“Gempa bumi adalah bencana yang memiliki perulangan. Kita tidak bisa memprediksikan kapan terjadi gempa secara pasti,” kata Sutopo.(Lin)