TRANSINDONESIA.CO – Apa yang aneh dalam kekerasan simbolik? Orang yang melakukan tidak mengakui dan merasa selalu benar dan terus menyalahkan orang lain, bahkan sengaja mengorbankan orang lain tatkala dirinya sedang mengalami tekanan, guncangan/kekecewaan/kebosanan.
Yang benar atau niat baikpun dimatanya bisa disalahkan, tiadanya apresiasi dan kurangnya empati hanya melihat dari dirinya sendiri, senang membuat orang lain tidak berbahagia, tertekan akibat dari sikapnya, bangga kalau bisa menimbulkan sakit atau memnuat orang lain merana karena keputusanya.
Keanehan ini sebenarnya arah masuk pada kekerasan psikologis, mengarah pada perusakan suasana hati, kebahagiaan diri atau menginginkan orang lain menderita dan akan terus tertekan akibat sikap atau keputusannya.
Tatkala dipertanyakan atau dimintakan keterangan atas sikap dan perilakunya baik dengan kata atau memutuskan komunikasi, ia akan menjawab sekenanya dan seenaknya bahkan bisa saja menganggap, semua biasa saja dan tidak ada apa-apanya.
Orang lain sudah kelimpungan, dirinya tenang-tenang saja, karena apa yang ia lakukan bukan dengan hati atau tidak dengan empati atau niatnya memang menyiksa hati atau perasaan korbannya.
Kekerasan simbolik sadar atau tidak sadar menjadi bagian dari kejiwaan seseorang dimana egonya yang menonjol bahkan mendominasi yang lain dan tidak terkontrol sehingga menjadi superior (menang-menangan atau mau menang sendiri).
Ia tidak tahan kritik, tidak bisa diajak diskusi, dan tatkala terpojok maka ia akan melakukan kekerasan simbolik, dengan mendiamkan, membuat dirinya seakan rendah, mematahkan semangat namun tetapi saja menunjukan sikap yang menyalah-nyalahkan, membuat orang lain merasa bersalah, membunuh harapan, dan selalu membuat ada rasa tertekan serta ketakutan.(CDL-Jkt151015)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana