Grundelan: Perlawanan Kaum Lemah

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Grundelan adalah omong-omong kosong kebanyakan orang atas ketidak nyamanan dalam hidup dan kehidupan. Tetapi akan melawan tidak berani, diam saja tetapi sakit hati.

Cara mengeluarkan uneg-uneg inilah yang menjadi pilihan dalam menghadapi berbagai tekanan, kekecewaan yang mendera.

Grundelan sebenarnya omong kosong diantara mereka, disela-sela obrolan pada topik yang disampaikan.

Kepekaan menangkap dan memahami isi hati kaum marjinal inilah yang semestinya dimiliki oleh para aparatur dalam memberikan pelayanan kepada publik.

Grundelan-grundelan ini mungkin seperti bongkahan kecil batu saja, namun tatkala terus saja diomongkan lama-lama akan menjadi bukit juga.

Meledaknya grundelan menjadi konflik tatkala ada yang memprovokasi, bongkahan-bongkahan tadi menjadi bara yang siap meledak karena sudah diliputi kebencian dan solidaritasnya sudah dimatangkan dalam primordialisme.

Didalam masyarakat majemuk, potensi terjadinya konflik ada disemua lini. Grundelanpun menjadi pilihan dan terus saja berkembang.

Tatkala tidak ada solusi, maka akan semakin besarlah dampak grundelan ini. Kepiawaian para provokator, para aktor intelektual untuk memecah belah dan mengadu domba dengan berbagai tarik intoleransi sebagai alat cuci otaknya.

Tatkala grundelan sudah dibumbui dengan intoleransi dan menjadi kebencian, tak jarang dimanfaatkan atau dijadikan alat untuk berbagai kepentingan lagi primordial bungkusnya. Kapan mau, tinggal tunggu siap untuk meledak karena sudah tidak rasional lagi. .(CDL-Jkt031015)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share