TRANSINDONESIA.CO – Empati dapat diartikan dan dipahami sebagai suatu sikap, rasa atau tindakan yang dapat memahami dan merasakan apa yang orang lain rasakan dan inginkan.
Empati akan membuat orang mawas diri, peka dan peduli sehingga tidak sewenang-wenang dan bisa berbelarasa terhadap sesamanya.
Sikap berbelarasa ini menjadi kerangka acuan bagaimana manusia menjadi peka dan dan peduli.
Kepekaan dan kepedulian inilah yang akan menggerakan hati dan pikiran untuk berbela rasa, tenggang rasa, turut bergembira, ikut berduka cita dan lainya.
Tatkala manusia hidup tanpa empati maka hidup ini tiada rasa, semua rata dan dianggap sama sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Taka da lagi keindahan, kelebihan orang lain tidak menajdi intropeksi atau mawas diri sebagai cermin melihat kelemahan dan kekurangan diri senidri. Hidup dalam baying-bayang keakuan yang tak jarang memicu konflik dengan orang lain bahkan tidak bisa berdamai dengan dirinya sendiri.
Empati juga menjadi dasar bgm manusia dapat memanusiakan manusia lainnya seperti apa yang diinginkannya dari perlakuan orang lain dalam memanusiakan dirinya.
Hidup manusia sebagai mahkluk sosial memerlukan manusia lain, memerlukan teman, sahabat, komunikasi, diskusi, informasi. Disinilah empati dinilai dan dilihat serta diakui.
Bagi yang empatinya rendah atau kurang akan sering dianggap sebagai benalu, egois atau tidak mampu menyesuaikan diri. Ketidak mampuan memanusiakan manusia lain inilah awal petaka menjadi konflik lebih luas. .(CDL-Jkt021015)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana