Asap Pekat Kejahatan Kemanusiaan, Pemprov Riau Terkesan Tak Peduli

Kepekatan asap di Riau semakin membahayakan kesehatan.(TRANSINDONESIA.CO/Dok)
Kepekatan asap di Riau semakin membahayakan kesehatan.(TRANSINDONESIA.CO/Dok)

TRANSINDONESIA.CO – Pemprov dan Pemkab di Riau dinilai tidak peduli akan asap pekat yang kini menyelimuti wilayah Riau hingga puluhan ribu masyarakat harus menggunakan masker dan dihantui penyakit Ispa berbahaya.

Hal itu diperparah lagi karena ketidak adaannya turun hujan, sehingga kepekatan semakin membahayakan kesehatan warga sampai akhir pekan ini sekolah-sekolah diliburkan.

“Yang mengherankan tidak adanya kepedulian Pemprov dan Pemkab yang diselimuti asap pekat. Puluhan ribu warga menggunakan masker, apakah ini harus berlanjut? Sedangkan upaya hujan buatan kini tidak ada lagi, ancaman Ispa kini menyerang warga,” kata Imawan Hardiman warga Pekanbaru yang menulis statusnya dalam media social yang mendapat tanggapan beragam dari pengguna media sosial lainnya.

Selain itu, Imawan Hardiman yang dikonfrimasi Transindonesia.co Kamis (3/9/2015) menyatakan, ancaman serangan penyakit seperti Ispa mengancam warga sementara warga terus menghirup asap.

“Puluhan ribu harus memakai masker, sekolah tutup, penerbangan terganggu, masyarakat tidak bekerja, asap begitu pekat, warga menghirup udara dengan kualitas berbahaya, ini kejahatan kemanusiaan! Bencana asap ini urusan siapa?,” tulis Imawan.

Dikatakan Imawan, tidak dapat dinalar jika urusan bencana adalah tanggungjawab kita bersama (warga).

“Dimana peran kita untuk penanggulangan bencana? nyiram api ramai-ramai pakai ember? Kita dapat berperan dalam upaya preventif promotif. Pada situasi krisis ini cara berpikir penguasa harus dengan managemen krisis. Padamkan api dan asap dengan cara apapun! Aturan, sanksi keras dan pengawasan yang ketat mesti diberlakukan untuk menimbulkan efek jera. Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada masyarakat yang tidak berdosa yang ikut menderita, bau asap terhirup hingga sudut-sudut ruangan rumah. Pemerintah membiarkan pelanggaran hak-hak sipil untuk menghirup udara bersi,” tulisnya lagi.

Bencana asap yang kerap melanda wilayah Riau, justru Pemprovnya terkesan mengabaikan bahaya asap ini.

“Di kiri dan kanan jalan raya menuju Provinsi Sumatera Barat saja yang sehari-harinya saya lalui dan para pejabat disini masih banyak titik api. Ini pertanda Pemprov dan pemkab tidak peduli,” katanya.

Sementara, ada 8 masalah kesehatan yang mengancam warga Riau dan sekitarnya bila asap pekat terus menyelimuti yakni:

  1. Kabut asap menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan juga infeksi.
  2. Kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik.
  3. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
  4. Bagi yang berusia lanjut dan anak-anak, mereka yang punya penyakit kronik dengan daya tahan tubuh rendah serta wanita yang sedang hamil, akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
  5. Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
  6. Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
  7. Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
  8. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri, atau virus, dan buruknya faktor lingkungan.(Smn/Yan)
Share
Leave a comment