
TRANSINDONESIA.CO – Bangsa Indonesia semakin berada ditepi jurang, tidak hanya perekonomian yang melamban tapi juga semakin terpuruk.
Berbagai diplomasi para pemimpin yang mengurus negeri ini semakin kehilangan akal, dengan gamblangnya menyatakan ekonomi Indonesia tidak berbahaya.
Meski demikian, para pemimpin negeri ini justru mulai waspada akan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masal akibat banyakmya perusahaan gulung tikar.
Terlepas dari perekonomian bangsa ditepi jurang, sebenarnya hal yang paling mendasar dan penting dicermati adalah kemerosatan moral bangsa.
Moral bangsa yang baik dapat memperbaiki bagaimanapun keadaan bangsa, apalagi hanya sebatas perekonomian. Kehancuran ekonomi bangsa tidak lain terjadinya kekuasaan yang terjaring dan memegang peran penting untuk menentukan kebijakan hingga mencari keuntungan pribadi dan kelompok.
Artinya, kehancuran ekonomi bangsa ini didominasi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggrogoti uang negara. Siapa mereka? Ya tentu saja mereka yang mengendalikan kekuasaan baik ditingkat pusat sampai daerah.
Semua rakyat tahu korupsi berjamaah mulai dari tingkat daerah sampai pusat telah terjadi dimana-mana, bahkan penjara untuk koruptor saja sudah penuh. Sampai ada usulan untuk membuat lembaga permasyarakatan khusus bagi koruptor.
Artinya, koruptor tak akan pernah habis dari muka bumi Indonesia dan berkolaborasi dengan semakin merorotnya moral bangsa.
Dimana nadi untuk memulihkan perekonomian bangsa ini? Jawabnya hanya “Pancasila”.
Pra gerakan reformasi 1998, semua mata tertutup akan keberadaan Pancasila yang terus meluntur dari kehidupan masyarakat Indonesia. Sampai mata pelajaran Pancasila yang sebelumnya ada dalam kurikulum pendidikan nasional ikut menghilang.
Setelah itu, selama bertahun-tahun bangsa Indonesia hidup tanpa Pancasila, karena menganggap bahwa Pancasila merupakan bagian dari Orde Baru.
Nyatanya, tanpa Pancasila bangsa ini selalu goyah bagaikan tak memiliki pendirian sebagai bangsa yang besar dan kaya akan alamnya.
Saatnya membangkitkan Pancasila. Karena Pansila satu-satunya yang bisa mendongkrak kemandekan, ketertinggalan bahkan memperbaiki kemerosotan ekonomi sampai moral anak bangsa.
Kemorosotan moral, korupsi, narkoba, kerusuhan seolah-olah terus terjadi dimana-mana bahkan penculikan baik terhadap anak-anak seperti sudah terbiasa terjadi di bumi Nusantara ini. Bahkan yang sangat memilkukan dua anak bangsa diculik oleh OPM Papua Nugini.
Meski hari ini kedua anak bansga yang diculik itu berhasil diselamatkan dan dikembalikan, namun harga diri bangsa ini lebih kecil dari negeri Papua Nugini yang negeri itu merupakan bentangan dari tanah Nusantara ini.
Saatnya, bergerak dan bangkit dengan Pancasila, untuk membentangkan dan menyatukan kembali kembali tanah Nusantara menjadi satu kesatuan tanah yang merdeka, berdulat, bermartabat dan sejahtera seluruh rakyatnya.(DW180915)
Penulis: Guru Bangsa (Dharma Wisesa)