Hujan Buatan Turunkan Hotspot di Kalbar

Hujan buatan
Hujan buatan

TRANSINDONESIA.CO – Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca yang dilakukan di Kalimantan Barat membuahkan hasil. Hujan yang langsung turun di hari pertama operasi, membuat titik panas (hotspot) menurun.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat Sustyo Iriyono mengatakan, keberhasilan penyemaian awan hujan membuat beberapa titik panas padam. “Titik panas pada 11 Agustus 2015 ada 91, sedangkan hari ini tinggal 32. Turun sekitar 60 persen,” katanya kemaren.

Kata dia, total 32 titik panas yang masih tersisa masing-masing berada di Kapuas Hulu (5), Ketapang (1), Melawi (1), Sanggau (4), Sekadau (2), dan Sintang (19). Sehari sebelumnya, pada tanggal 11 Agustus 2015, berdasarkan data satelit NOAA ada 91 hotspot dengan rincian Kapuas Hulu (7), Ketapang (6), Landak (3), Melawi (20), Sanggau (12), Sekadau (12), dan Sintang (31).

Walau titik panas turun, Sustyo menekankan kepada seluruh penanggung jawab daerah operasi di Kalimantan Barat untuk tetap memantau perkembangan kebakaran di lahan masyarakat.

Titik api di lahan masyarakat, kata Sustyo, cukup banyak walaupun areal bakarannya kecil-kecil. “Biar kecil kalau setiap hari serempak seratus orang yang membakar, jadi asapnya juga terakumulasi,” tambahnya.

Dibandingkan tahun lalu, jumlah titik panas tahun ini berkurang lebih dari 50 persen. Dia mencontohkan bulan per bulan untuk penurunan titik panas. Pada tahun 2014, selama Juli total titik panas sebanyak 1.308 titik, sedangkan tahun ini 2015 selama Juli hanya 257 titik.

“Tim Manggala Agni dan Bhabinkamtibmas Polda Kalbar bekerja hingga ke lini terdepan, termasuk menggiatkan tanggap pemadaman oleh masyarakat dan tindakan pencegahan,” ujarnya.

Deputi Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tri Budiarto menambahkan, sangat mengapresiasi upaya Manggala Agni dan Kepolisian Daerah Kalimantan Barat termasuk pemadam kebakaran swasta yang bahu-membahu ikut memadamkan api di kawasan hutan dan lahan.(tmp/tan)

Share
Leave a comment