TRANSINDONESIA.CO – Kehidupan gemerlap Metropolitan Jakarta malam hari semakin dipenuhi wanita-wanita penghibur, khususnya ditempat hiburan yang menyajikan berbagai merek minum beroma alkohol impor kian menjamur.
Berbagai tempat hiburan yang menyajikan wanita-wanita impor seperti wanita dari Tiongkok melengkapi tempat elite dan diburu para pria hidung belang yang mencari kepuasan birahi.
Wanita asal tirai bambu yang kerap disebut cungkok itu semakin menjamur, meski sama sekali tidak bisa berbahaa Indonesia dan Inggris, tapi cungkok-cungkok tersebut dengan mudah keluar masuk ke tanah air.
Beberapa tempat hiburan yang menyajikan wanita cungkok salah satunya adalah tempat hiburan karaoke Paragon, dibilangan Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat. Para pria hidung belang sangat mudah mendapatkan para cungkok meski dengan harga tergolong mahal.
Meski membayar sampai jutaan rupiah, hanya sebatas untuk menemani berkaraoke ria.
“Ini tidak termasuk booking ke luar,” kata seorang mami yang menggelola khusus wanita cungkok seperti dikutip dari nawaberita.
Karena mami itu sendiri pun tidak bisa berbahasa Indonesia atau pun Inggris, bahkan cungkok yang disajikan juga banyak tidak bisa bernyanyi. Lalu apa keahlian mereka (cungkok)?
Menurut salah seorang pemandu karouke, bahwa di Paragon antara wanita pemandu karoke cungkok dengan asli Indonesia, mami (mucikari, red), berbeda.
“Yang Indonesia, ya bangsa kita. Yang cungkok orang sana sendiri. Mereka mang gak bisa bahasa Indonesia, apalagi bahasa Jawa,” kata pemandu.
Bukan itu saja, keberadaan cungkok yang disebut orang sekitar banyak yang tidak memiliki indentitas resmi, juga memiliki efek negatif. Pasalnya dari hasil observasi di rumah makan siap saji Kentucky Freid Chicken (KFC), yang lokasinya di Hotel Paragon, banyak pengunjung KFC merasa risih dengan keberadaan mereka dengan pakaian yang mencolok mata yang dipertontonkan.
Semakin beraninya wanita-wanita import itu, membuat panangan mata kian seronok, bahkan banyak pengunjung restotan saji cepat itu malu melihatnya.
Para pengunjung yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak tersenyum getir melihat lebih dari lima wanita asal Tiongkok mengantri di depan kasir KFC denga pakaian serba terbuka.
“Tidak sepantasnya mereka berpakaian begitu di muka umum,” kata Sandry, warga Jalan Kejayaan, Tamansari yang saat itu mengajak keluarganya makan di KFC.
Nawaberita pun menyaksikan langsung kejadian tersebut melanjutkan penelusuran guna mengetahui lebih jauh dari mana asal usul mereka. Secara diam-diam mengikuti kemana perginya para wanita itu setelah mendapatkan bungkusan makanan yang dipesannya.
Keluar dari KFC, para wanita itu melangkah ke arah Apartemen Mediterania sekitar 200 meter dari Hotel Paragon. Para wanita cantik berkulit putih seperti ‘penampakan itu’ kemudian menaiki lift dan entah pergi ke lantai berapa.
Sumber di sekitar Apartemen Mediteria mengatakan di apartemen ini memang banyak dihuni para wanita Tiongkok. Tak hanya saat bekerja, saat keseharianpun mereka suka berkeliaran di belakang apartemen dengan pakaian seronok.
“Di sini ada musholah, kami juga tak enak melihat pemandangan seperti itu,” kata Nomo, warga sekitar tempat itu.
Namun, warga sekitar masih berpikir dua kali bila ingin memprotes tempat hiburan tersebut.
“Kami takut,” katanya ketika ditanyak tentang protes ke tempat hiburan itu.
Kondisi ini tentunya sangat memiriskan, karena tak hanya masalah eksor import barang yang berkasus dwelling time, tapi wanita yang diduga menjadi penyaji sahwat import juga kian marak di ibukota negeri ini, diduga tidak memiliki izin tinggal.
Disebut-sebut, pemilik hiburan malam ini sangat erat hubungannya dengan seorang petinggi yang memiliki jabatan strategis di pemerintahan Jokowi – JK, sehingga usaha untuk mendatangkan cewek import tak ada hambatan.
Nah, karena beking yang cukup kuat membuat pihak kepolisian dan pariwisata tak berdaya untuk melakukan tindakan yang diduga banyak penyimpangan, termasuk pelanggaran jam buka di kala bulan Ramadhan yang baru lalu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Muhammad Iqbal yang dikonfirmasi masalah tersebut, menyatakan, akan diricek dahulu, dan akan melakukan koordinasi oleh pihak Imigrasi. Karena untuk masalah ijin tinggal dan bekerja itu adalah ranah Imigrasi, meski polisi juga memiliki peran melakukan koordinasi.(nwb/Yan)