TRANSINDONESIA.CO – Komunitas atletik dunia bereaksi terhadap laporan yang menyebutkan bahwa 146 medali, termasuk 55 medali emas, dalam olimpiade-olimpiade dan Kejuaraan Dunia antara tahun 2001 dan 2012 dimenangkan atlet-atlet dengan hasil tes darah yang mencurigakan.
Menurut presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) tidak ada landasan kuat atas tuduhan doping yang luas itu.
Berbicara kepada wartawan pada akhir KTT IOC di Kuala Lumpur, Thomas Bach hari Senin meminta agar organisasi-organisasi olahraga sabar sampai ada hasil investigasi dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) yang tidak memihak.
“IOC akan memberlakukan kebijakan tidak ada toleransi sama sekali dan akan melakukan apa saja guna melindungi atlet-atlet yang bersih. Masalah ini kini ditangani WADA sebagai pihak berwenang, dalam olahraga maupun pemerintah; dan kami percaya sepenuhnya pada prosedur mereka,” kata Thomas Bach.
Kepala WADA, Craig Reedie, menilai tuduhan itu liar dan luas dan menyatakan laporan, yang disiarkan penyiar Jerman dan terbit dalam surat kabar Inggris hari Minggu itu, akan “kembali mengguncang landasan atlet yang bersih di seluruh dunia.”
Kedua media mengaku mendapat akses ke 12 ribu hasil tes darah dari 5.000 atlet dalam database Federasi Internasional Asosiasi Atletik (IAAF) setelah dibocorkan whistleblower atau pembocor rahasia.
Lebih dari 800 atlet mencatat satu atau lebih hasil tes “abnormal” atau tidak wajar yang diartikan sebagai hasil yang tidak sepenuhnya alami.
Kepada anggota IOC hari Senin, Presiden IAAF, Lamine Diack, mengatakan, di balik laporan penyalahgunaan doping itu adalah kampanye untuk mendistribusikan medali.
Menteri Olahraga Rusia, Vitaly Mutko, juga menyatakan ada motif tersembunyi di balik tuduhan itu. Atlet-atlet Rusia sejauh ini menunjukkan hasil tes paling mencurigakan, disusul Ukraina, Maroko, Spanyol, Kenya dan Turki.(voa/nuk)