Puluhan Polisi “Calo SIM” Polresta Bekasi Dibekuk Propam

Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya.(dok)
Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri tak pandang bulu terhadap penyelewengan, termasuk Propam Mabes Polri menyikat puluhan polisi nakal yang terlibat dalam kasus pungutan liar (pungli) di Satuan SIM Polresta Bekasi, pada tanggal 28 Juli 2015 lalu.

Polisi nakal merangkap calo itu disikat mulai dari pangkat Brigadir sampai kepada Ajun Komisi Polisi (AKP).

Petugas Propam khususnya bagian Paminal yang menyamar (undercover by) berpura-pura menjadi pemohon pengurus SIM.

Saat melakukan pembayaran, petugas langsung mengetahui adanya penyelewengan dan langsung melakukan penangkapan.

Polisi calo berseragam coklat itu kaget dan tak menyangka Propam

Melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) ala Propam.

Sejumlah dokumen dan barang buktipun berhasil disita termasuk uang tunai sebesar Rp17 juta lebih.

Polisi nakal yang asyik memperkaya diri sendiri dan kelompoknya itu diduga di bawah komando Dirlantas Polda Metro Jaya.

“Mereka yang ditangkap Propam diduga orangnya Dirlantas Polda Metro,” kata sumber di Polreta Bekasi, Jawa Barat.

Puluhan polisi yang patut dipecat dari Kors Polri itu juga pernah terjadi ada Dirlantas Polda Metro Jaya yang saat itu dijabat oleh Nurhadi.

Nurhadi yang juga berhasil terjaring OTT Proam Mabes Polri itu langsung dicopot jabatannya.

Berbeda dengan Nurhadi, puluhan polisi nakal itu langsung digelandang ke Mabes Polri untuk diperiksa.

Sayangnya, polisi masih menyembunyikan tindakan pungli tersebut.

Meski saksi-saksi dilokasi kejadian mengetauhinya secara lasat mata, tetapi belum juga diungka ke publik tentang identitas dan prilaku penyimpangan yang dilakukan polisi nakal itu.

Kepala Biro Petanggungan Jawaban Profesi (Karo Wabprof) Divpropam Mabes Polri, Brigjen Pol. Anton Wahono menyangkal hal tersebut dan tidak menangani kasus tersebut.

“Tidak ada penangkapan anggota di Polresta Bekasi. Mungkin ditangani Propam Polda Metro. Itu kan memang wilayah Polda Metro Jaya,” kata Anton Wahono.

Bicara fakta, masalah fungsi dijajaran Ditlantas, khususnya Ditlantas Polda Metro Jaya, sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Di Direktorat tersebut memang sudah menjadi sarang pungli yang sudah berkarat. Sangat sulit untuk dibersihkan.

Hal lain, di media sosial facebook, seorang perwira berpangkat Inspektur berinsial KB selalu memamerkan hartanya dengan cara membuka almarinya yang berisi emas batangan dengan status “Hasil Keringat”.

Apakah status dalam FB tersebut hanya bercanda atau tidak, tak bisa dipastikan. Namun pastinya sangat tidak baik karena mengesankan memamerkan kekayaan yang berlebihan. Kendaraan yang ditunggangi ke kantor pun  tergolong mewah jenis Fortune B 86 COY.

Pamer kekayaan itu merupakan tantangan bagi  Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya, Inspektur Jenderal Tito Karnavian  yang baru memerintahkan seluruh perwira menengah (Pamen) di wilayahnya menyetorkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).

“Ini sebagai tindakan pencegahan dan penekanan budaya antikorupsi. Jadi mau apa-apa ngerem. Mau korupsi ngerem, mau beli barang mewah juga ngerem,” kata mantan Kapolda Papua ini kepada seluruh awak media.(Yan)

Share