
TRANSINDONESIA.CO – Rakyat adalah Rakyat dan tetaplah menjadi Rrakyat, ia tidak pergi kemana-mana, ia tetap biasa saja dan tak tahu apa yang diperebutkan dan diperdebatkan para pimpinan dan penguasanya.
Rakyat abadi, sedangkan pemimpin akan silih berganti, para penguasa akan turun tahta, para orang kaya akan habis pada masanya. Tetapi rakyat tetap biasa-biasa saja dari dulu, kini hingga yang akan datang.
Rakyat sering terkena tipu daya dan dikorbankan, namun rakyat tetap diam dan menerima apa adanya. Sesekali memberontak, berdemo jika ada provokator yang membawa pesanan dan menjual penderitaannya. Mereka pula yang kaya, rakyat tetap saja bgitu-begitu saja dan terus dieksploitasi sang orang kaya atau yang menjadi kaya karena menipu rakyat.
Difoto, diteliti, dijadikan pilot project ini dan itu, dijanjikan bermacam janji namun tetap saja rakyat miskin dan merana.
Di musim pemilu semua calon seolah menjadi humanis dan merakyat. Berkoar-koar mendeklarasikan pejuang dan pembela rakyat.
Saat sudah bertahta ia akan lupa dan lagi-lagi rakyat dijarahnya diabaikan bahkan dibiarkannya merana. Rakyat tetap setia dan iklas saja, baginya tidak ada pengaruhnya apa yang ‘Jakarta pikir dan perbuat’, Rakyat tetap saja begini-begini saja.
Rakyat kembali tersentak tatkala yang dipilihnya, yang diberinya mandat, dikejar-kejar dan menjadi buronan KPK, Kejaksaan maupun Kepolisian.
Apa mereka kena batunya melupakan yang memilihnya? Atau mereka serakah menjarah rakyat yang sudah menderita? Atau kena karmanya karena mengingkari janji pada rakyatnya?
Semua bisa saja terjadi demikian, yang jelas rakyat tidak mengutuknya, tidak menghakiminya dan pasti juga tidak menyantetnya.(CDL-Jkt130715)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana