TRANSINDONESIA.CO – Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika memerintahkan langkah darurat di provinsi Ghardaia, Aljazair tengah, hari Rabu (8/7/2015), tempat kekerasan etnis antara suku Arab dan Berber menewaskan 22 orang pekan ini.
Kantor berita resmi Aljazair mengatakan Presiden memerintahkan panglima daerah militer mengambil alih pelayanan keamanan dan polisi setempat dan memelihara ketertiban umum.
Ia juga meminta perdana menteri agar memastikan bahwa kejaksaan menindak para pelangar hukum dengan cepat dan keras.
Presiden Bouteflika mengatakan kepada para pejabat agar mempercepat rencana meningkatkan ekonomi dan pembangunan sosial di provinsi itu untuk membantu pemulihan kehidupan normal.
Kekerasan antara Arab dan Berber sering pecah di Ghardaia menyangkut hak atas tanah dan vandalisme tempat-tempat ibadah kuno.
Ada juga ketegangan atas kurangnya pekerjaan, perumahan, dan sumber daya alam di daerah Aljazair yang umumnya miskin itu, yang telah ditetapkan UNESCO sebagai tempat warisan dunia.(voa/fen)