Sinabung Belum Jadi Bemcana Nasional, Presiden Kucurkan Rp6 M

Gunung Sinabung.(dok)
Gunung Sinabung.(dok)

TRANSINDOENSIA.CO – Aktivitas erupsi Gunung Sinabung terus meninggi, sepanjang hari Selasa (23/6/2015) hujan abu tipis mengguyur sisi selatan-tenggara dari puncak Sinabung.

Untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi maka Presiden JoJo Widodo telah menyerahkan bantuan kemanusiaan bagi korban erupsi Sinabung senilai Rp6 milyar.

“Bantuan ini diserahkan oleh Kepala BNPB, Syamsul Maarif, kepada Bupati Karo untuk selanjutnya digunakan memenuhi kebutuhan dasar pengungsi di Kabanjahe pada pass Selasa (23/6),” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (23/6/2015).

Dalam penyampaian bantuam Rp6 miliar kepada korban erupsi Sinabumg, Syamsul Maarif menyatakan, pemerintah tidak tinggal diam dengan kondisi masyarakat di sekitar Sinabung.

“Kita tidak tahu sampai kapan erupsi G. Sinabung berakhir. Tapi pemerintah akan terus membantu. Sejak erupsi September 2013 hingga sekarang, BNPB telah memberikan bantuan Rp141,2 milyar kepada Pemda Karo dan masyarakat Sinabung,” katanya.

Menurut Syamsul, erupsi Sinabung dipandang belum perlu menjadi bencana naaional.

“Tidak perlu erupsi Sinabung dijadikan bencana nasional sebab Pemda Karo dan Pemda Provinsi Sumut masih beraktivitas normal,” tuturnya.

Kecuali kata Syamsuk, jika seperti tsunami Aceh 2004 yang kondisi pemda dan masyarakat sudah lumpuh total.

“Jika pemda terbatas APBD-nya untuk Sinabung, tidak masalah, Pemerintah Pusat akan tetap membantu. Tapi tunjukkan kepemimpinan Bupati, Gubernur dan seluruh perangkatnya untuk menangani masyarakat yang terdampak erupsi Sinabung,” tambahnya.

Sedangkan relokasi bagi korban erupsi Sinabung akan dipercepat. Saat ini sudah terbangun 112 unit rumah dan pada akhir Agustus 2015 akan diselesaikan keseluruhan 370 unit rumah di Siosar.

Sampai saat ini jumlah pengungsi 10.184 jiwa (3.030 KK) tersebar di 10 pos pengungsian. Jumlah pengungsi ini dinamis karena sebagian pengungsi, khususnya laki-laki dewasa, sering kembali ke rumahnya untuk memelihara kebun atau tanaman pertanian.

Sebagian juga menginap di sanak saudara atau warga yang berada di dekat pos pengungsian. Rasa gotong royong dan solidaritas masyarakat Karo cukup tinggi membantu para pengungsi.(lin)

Share
Leave a comment