Kaum Pecundang Mafia Birokrasi

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Jika tiada lagi pemenang, yang ada hanyalah pecundang. Dalam melakukan kebaikan, kebenaran, perbaikan, pembangunan, perubahan , pembaharuan tentu akan menghadapi ancaman, tantangan, tekanan, bahkan bisa jadi kehilangan hidup dan penghidupannya.

Untuk mengatasinya diperlukan keberanian. Berani yang bagaimana? Berani bukan berarti konyol atau nekad tanpa perhitungan. Berani karena memiliki mimpi, kompetensi, wawasan, harapan, penuh semangat suka cita dan ketulusan.

Orang-orang seperti ini adalah para pemenang yang memiliki karakter, mestinya ada disemua lini dan dipersiapkan serta diapresiasi. Tatkala yang dikoleksi, dicatat hanya kesalahan, kejelekan, keburukan bahkan masalah-masalah orang semata maka orang-orang berani perlahan akan bahkan bisa jadi cepat hilang. Tiada lagi pemenang yang penuh hanyalah pecundang.

Para pemenang inilah nantinya yang akan menghasilkan para satria piningit yang bukan turun dari langit. Para pemenang ini akan terus diuji dan dibutuhkan dalam perubahan-perubahan sepanjang zaman.

Tatkala mereka sengaja dimatikan, digantikan kaum-kaum yang hanya berani di zona nyaman, berada didalam dekapan ketiak patronnya, mereka jelas pecundang, kelas ayam sayur.

Jangankan diadu, dilepas dilapangan sudah berteriak kehausan dan seakan mendekati kematian. Para pecundang memang kaum lihai, penjilat, penipu, pemutar balik fakta, pemecah belah, dan tiada kemampuan.

Otak dan hantinya tak jauh dari uang dan jabatan, kekuasaan dan perebutan-perebutan yang tidak sehat. Kaum pecundang inilah mafia birokrasi.

Tatkala kita tulus membangun karakter-karakter orang-orang sebagai pemenang, sang bibit satria piningit telah ditabur semaikan. Mereka tak akan gentar menghadapi hujatan, celotehan dimanapun apalagi yang dihembus spirit kebencian.

Media abal-abal yang berspirit pengecut tak menyurutkan nyalinya. Tak akan pula tumbang tatkala dibentur benturkan dan tak diberi jabatan. Kaum ini kaum militan bukan kaum pengemis kekuasaan jabatan yang haus akan uang.(CDL-Jkt040615)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment