
TRANSINDONESIA.CO – Dalam masyarakat ada strata atau tingkatan-tingkatan kelas sosial yang diapresiasi dari pekerjaan, kedudukan dan pangkat. Bisa juga dari keahlian, kedekatan dengan penguasa atau yang mempunyai massa besar, perilaku serta kekayaan.
Strata sosial tanpa disadari telah menjadi suatu bagian dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Pembedaan-pembedaan yang mencolok antara lain masalah kaya dan miskin, pangkat tinggi dan pangkat rendah.
Kelas-kelas sosial yang dibuat atau dikategorikan merupakan status sosial yang bisa berbanding terbalik dengan strata ekonomi, yang tak jarang menjadi potensi konflik, terutama benturan antara pengklasifikasian atas dasar status sosial dengan strata ekonomi serta kesejahteraan.
Kelas sosial tinggi memiliki strata dan harga diri yang tinggi pula, tatkala dibandingkan dengan status ekonomi kelas jelata namun berpenghasilan lebih baik dan status ekonominya jauh lebih baik.
Seperti Kedudukan bangsawan-bangsawan, aparat yang berpangkat tinggi atau PNS golongan atas yang secara status atau kelas sosial tinggi namun secara ekononmi dan kehidupan sehari-hari bisa saja kalah dengan pendatang sebagai pedagang kaki lima atau pedagang keliling yang berstatus sosial rendah.
Status sosial atau strata sosial tidak tertulis namun ada dan digolong-golongkan oleh mereka. Pembandingan akan menjadi bahan gosip, labeling, hate speech yang tinggal menunggu timing dan sumbu ledaknya untuk menjadi konflik
Status sosial atau stratifikasi yang bisa berbanding terbalik dengan strata ekonomi atau tingkat kesejahteraan hidup dalam masyarakat.
Pangkat atau jabatan menjadi idola tatkala tidak diimbangi dengan gaji atau kondisi ekonomi yang memadai bisa saja berstatus sosial tinggi fakta ekonomi rendah.
Strata atau status berkaitan dengan harga diri tatkala sistem egalitarian dalam masyarakat tidak dapat tumbuh dan berkembang. Pengaruh feodalisme yang kuat maka, konflik primordial akan mudah tersulut dengan alasan atau latar belakang kecemburuan sosial sebagai pembenaranya..(CDL-Jkt300615)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana