Elpiji ‘Menghilang’ di Pekanbaru

Pendistribusian elpiji 3 kg.(dok)
Pendistribusian elpiji 3 kg.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Sejumlah warga di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau kesulitan memperoleh gas elpiji subsidi tiga kilogram (kg) atau gas melon karena kekosongan stok, baik di warung pengecer atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) wilayah itu.

“Saya cari kemarin warung pengecer tidak ada, begitu juga di SPBU Jalan Soekarno-Hatta atau dekat Pasar Arengka, tidak tersedia. Karyawan SPBU juga tak bisa memastikan kapan gas melon tersedia,” ujar Rika Indah (29), ibu rumah tangga di kawasan Panam, Pekanbaru, Sabtu (20/6/2015).

Ia mengatakan, pihaknya baru mendapatkan gas melon di pangkalan yang berada di kawasan Panam dengan harga sebesar Rp18.000 per tabung atau lebih Rp2.000 dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah setempat Rp16.000 per tabung.

‘Menghilnganya’ gas elpiji itu katanya, dia mengaku kecewa dengan sikap intansi terkait seperti pemerintah kota dan PT Pertamina karena cenderung tidak tanggap memasuki pekan pertama bulan puasa Ramadan, dimana usaha mikro yang menjual berbagai makanan ringan tumbuh berjamur.

“Kalau bulan puasa seperti ini, mereka yang menjual makanan ringan menjamur di mana-mana. Usaha mikro kecil ini butuhkan elpiji sebagai bahan bakar. Lucunya lagi, SPBU berfungi sebagai stabilisator sesuai HET Rp16.000 per tabung justru tidak berfungsi,” katanya.

Rita (52), warga Kelurahan Tanjung Rhu, Limapuluh, mengaku sudah dalam beberapa hari terakhir sengaja berkeliling untuk mendapatkan gas elpiji tiga kg baik di pangkalan maupun di warung-warung pengecer.

“Sudah beberapa pangkalan saya datangi, namun semuanya kosong,” bebernya.

Dia mengaku sedikit frustasi untuk mendapatkan elpiji subsidi tersebut karena di tingkat pedangang pengecer yang harganya pasti lebih tinggi dari HET, sulit ditemukan.

“Kalau pedangang pengecer stok elpiji ada, pasti akan saya beli. Walau pun harganya sudah sangat mahal karena saya sangat memerlukan, jadi terpaksa dibeli,” ujarnya.

Epri (41), warga Kelurahan Rejosari, Tenayan Raya yang sehari-hari berjualan martabak bangka ini mengeluh susahnya mendapatkan gas elpiji yang disubsidi oleh pemerintah tersebut.

“Sudah tiga hari ini saya sulit mendapatkan gas elpiji,” ungkapnya.(ant/ful)

Share