
TRANSINDONESIA.CO – Kaum di zona nyaman akan malas melakukan perubahan bahkan ingin mempertahankan status quonya. Perjuangan dilakukan oleh orang-orang yang visioner dan selalu memikirkan bagaiman melampaui perubahannya.
Sangat berbeda dengan kaum-kaum zona nyaman semua sudah mapan tenang banyak previlage, tanpa perjuanganpun sudah aman dan nyaman. Buat apa dirubah malah akan menjadi masalah baru bagi kaumnya.
Walaupun mereka dahulunya adalah orang visioner, pejuang, dan pra fighter sekalipun kalau sudah di zona nyaman akan memilih menjadi safety player.
Melakukan perubahan akan banyak resiko namun, disinilah dinamika dan kreatifitasnya, untuk dapat hidup, tumbuh dan berkembang disegala zaman.
Dalam birokrasi yang otoriter, kaum zona nyaman sangat kuat dan begitu ekslusif sehingga hamper-hampir tak tersentuh. Mereka bias menata, mengatur dan menentukan apa saja yang ia suka. Uang berlimpah, jabatan, pangkat, kekuasaan, massa, media jaringan bagai tinggal bersabda semua sudah tersedia. Enggan mereka berjuang bahkan emggan dan membenci perubahan.
Perjuangan dalam melakukan perubahan adalah suatu keniscayaan untuk terus dapat menumbuh kembangkan, eksis dan diterima disemua lini.
Perjuangan merupakan suatu kepekaan, kepedulian, tanggung jawab akan generasi sekarang dan yang akan datang.
Musuh perubahan yang terberat dan terbesar adalah dari dalam sendiri yang digerakan dan dikendalikan oleh kelompok-kelompok zona nyaman.
Mereka akan berjuang mati-matian tatkala ada perjuangan atau perubahan yang mengusik kenyamanan dan keamanannya. (CDL-Jkt190615)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana