TRANSINDONESIA.CO – Sebanyak 196 pengidap Acquired Immuno-Deficiency Syndrome (AIDS) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) meninggal sejak 1999-2014, kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) dr Tangel-Kairupan, Kamis (18/6/2015).
Sebagaimana data Dinas Kesehatan yang dipublikasi KPAP Sulut, pengidap AIDS pertama kali teridentifikasi tahun 1997, jumlah korban saat itu satu orang dan kemudian meninggal.
Begitupun dua tahun berikutnya, masing-masing tahun teridentifikasi satu kasus, dua pengidap AIDS kemudian meninggal, hingga tahun 2004 jumlah pengidap yag meninggal di bawah 10 kasus.
Setelah tahun 2005, angka pengidap AIDS yang meninggal terus bertambah hingga mencapai belasan, bahkan tercatat pada tahun 2008, 2012 dan 2013 jumlah yang meninggal masing-masing sebanyak 20, 24 dan 22 kasus kematian.
“Hingga Desember 2014, jumlah pengidap HIV/AIDS sebanyak 1.706 orang, sementara yang meninggal sebanyak 196 orang. Total pengidap HIV/AIDS yang masih hidup mencapai 1.510 orang,” katanya.
Dia mengatakan, semakin cepat diketahui status kesehatan seseorang, akan cepat pula diberikan perlakuan atau “treatment” yang bisa mencegah memburuknya kondisi seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Karena itu, kata dia, KPAP maupun komisi penanggulangan AIDS kabupaten dan kota terus berupaya melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kepada warga masyarakat maupun kelompok berisiko.
Harapannya, lanjut dia, semakin banyak warga yang dengan penuh kesadaran memeriksakan status kesehatannya ke klinik “Voluntary Counseling Test” (VCT) yang tersedia di rumah sakit swasta dan pemerintah.
“Jangan nanti sudah dalam kondisi AIDS yang parah baru memeriksakan diri. Kami terus menggugah kesadaran warga dan kelompok berisiko segera memeriksakan status kesehatannya,” ajaknya.(ant/jei)