TRANSINDONESIA.CO – Proses Kegiatan Belajar Mengajar di SD, SMP, SMA, dan SMK di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat bisa berjalan dengan ideal, diperlukan mutasi atau pemerataan guru antarsatuan pendidikan dan atau antarjenjang satuan pendidikan dari satu sekolah ke sekolah lain baik dari dan ke SD, SMP, SMA, SMK di lingkungan sekolah yang ada di kota Tasikmalaya.
Namun tentu dengan tetap memperhatikan data kelebihan dan kekurangan serta kualifikasi guru, selain itu Kota Tasikmalaya masih kekurangan guru sebanyak 852, kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Achdiyat Siswandi, kemarin.
“Berdasarkan pendataan terbaru yang telah dilakukan kami, untuk tingkat SD kekurangan guru sebanyak 389 orang, SMP 248 orang, SMA 64 orang, dan SMK 151 orang. Beberapa upaya memang sudah dilakukan, akan tetapi kondisi tersebut memang tidak dapat diselesaikan sekaligus. Bahkan, kami juga tengah mengupayakan beberapa hal kepada Pemerintah Provinsi Jabar agar mengusulkan kepada pemerintah pusat terkait keringanan kuota mengajar,” katanya.
Keringanan kuota mengajar yang dimaksud, kata Achdiyat, yakni harapannya Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan dan Direktorat Jenderal Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikdas dan Dikmen agar memfasilitasi guru IPA/Fisika/Kimia dan Biologi untuk dapat legitimasi mengajar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Rinciannya yakni Rekayasa untuk Fisika/IPA, Budidaya untuk Biologi/IPA, dan pengolahan untuk Kimia/ IPA.
Dengan demikian, ketika para guru tersebut mengajar prakarya dan kewirausahaan bisa diakui dalam kuota mengajar untuk pemberian tunjangan sertifikasi, katanya.(okz/din)