TRANSINDONESIA.CO – Sebanyak 125 dari 325 bayi berusia bawah lima tahun yang dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, (NTB) menderita penyakit tuberculosis (TB) akibat masih kurangnya kesadaran masyarakat hidup bersih dan sehat.
“Kami harus memberi perhatian serius terhadap penyakit TB yang menimpa bayi berusia di bawah lima tahun (balita),” kata anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara M Nasahar, di Lombok Utara, Selasa (2/6/2015).
Politisi dari Partai Bulan Bintang itu menyebutkan temuan penderita TB di daerahnya terus meningkat selama lima tahun terakhir.
Hal itu mencerminkan kondisi kesehatan masyarakat Lombok Utara belum membaik. Padahal, fasilitas infrastruktur kesehatannya terus ditingkatkan, ditandai dengan meningkatnya penerimaan retribusi pelayanan kesehatan berupa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ((BPJS) Kesehatan.
Nasahar menyarankan instansi terkait agar tingginya penderita penyakit saluran pernafasan yang diakibatkan bakteri tersebut segera ditangani serius.
“Ini persoalan serius. Ke depan, Dinas Kesehatan harus lebih intensif menangani penyakit TB,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara dr Beni Nugroho mengakui masih relatif tingginya angka penderita TB di daerahnya.
Pihaknya sudah melakukan upaya penanganan terhadap para penderita, terutama yang masih bayi dan anak-anak.
“Untuk balita penderita TB yang dirawat di Puskesmas Tanjung, sudah ditangani selama enam bulan ini,” katanya.
Dari semua penderita TB yang dirawat, kata dia, satu balita dintaranya meninggal dunia. Tetapi, penyebab justru karena balita yang diketahui berasal dari Papua, mengidap HIV.
“Ibu dari balita yang menderita HIV ini sudah kembali ke daerah asalnya di Papua,” katanya.(ant/sun)