Preman Bekasi Disisir, 99 Orang Diamankan

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Menjelang bulan suci Ramadhan, Polresta Bekasi Kota mengamankan puluhan preman yang kerap meresahkan masyarakat. Preman itu terjaring dalam razia yang dilakukan petugas di 12 kecamatan dan 56 kelurahan se-Kota Bekasi, Jawa Barat.

“99 preman itu berhasil kami amankan dari jalanan,” ujar Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Polresta Bekasi Kota, AKP Siswo kepada wartawan, Rabu (3/6/2015).

Menurutnya, 99 preman yang berhasil diamankan langsung didata dan diberikan arahan. Kebanyakan mereka yang terjaring adalah pengamen dan tukang parkir liar.

Dalam razia ini, Polresta Bekasi Kota menurunkan dua tim. Satu tim bergerak di bagian timur dan lainnya di bagian barat. Setiap tim bergerak di enam wilayah kecamatan di Kota Bekasi.

“Semua wilayah kami sisir,” katanya.

Dia menjelaskan, preman yang sering dikeluhkan warga adalah pengamen maupun tukang parkir yang meminta uang secara paksa. Misalnya, tukang parkir liar, mereka minta bayaran yang tidak wajar.

Trans Global

Dikasih Rp1.000 minta lagi. Begitu juga pengamen, dikasih uang Rp500 dilempar dan minta Rp1.000.

Usai diamankan, kata dia, 99 preman hanya diberikan pembinaan saja karena hanya terlibat aksi premanisme di wilayah hukum Bekasi. Namun, mereka tidak terbukti terlibat tindak kejahatan.

“Kalau nanti terbukti, nanti akan kami proses secara hukum tanpa ampun,” tukasnya.

Setelah diberi arahan itu, kata AKP Siswo, diharapkan puluhan preman ini tidak lagi melakukan aksi kejahatan. Jika dikemudian hari mereka tertangkap saat digelar razia, maka pihaknya akan menindaklanjutinya dan membina mereka di Kedoya, Jakarta Barat. “Saat ini masih kami lepas,” paparnya.

Sementara, Kapolresta Bekasi Kota, Kombes Pol Daniel Bolly Hyronimus Tifaona menambahkan, razia pemberantasan pekat tersebut akan rutin dilakukan untuk memberi kenyamanan kepada masyarakat Kota Bekasi.

“Razia ini untuk membuat nyaman masyarakat jelang puasa,” tambahnya.

Menurutnya, operasi tersebut dilakukan karena banyaknya laporan dari masyarakat yang mengeluhkan dan merasa resah karena terganggu dengan keberadaan preman dan anak jalanan yang ada di setiap lampu merah perempatan jalan. “Ini untuk menekan angka kriminalitas,” pungkasnya.(min)

Share